Sukses

Lifestyle

Ibu Angkat Kejam, Siksa Anak karena Tak Kerjakan PR

Seorang ibu seharusnya bisa melindungi dan membimbing anaknya. Bahkan seorang ibu yang baik akan mendidik anaknya sebaik mungkin. Tapi bukan dengan cara kekerasan apalagi siksaan.

Seorang ibu bernama Li mendapat julukan "Tiger Mum", sebutan untuk seorang ibu yang tegas dan menuntut anak-anaknya bisa mendapatkan prestasi yang tinggi. Dilansir dari dailymail.co.uk, Li telah dipenjara selama enam bulan setelah terbukti menyiksa anak angkatnya yang berusia 9 tahun. Bocah malang itu mengalami luka di bagian lengan, punggung, dan kakinya. Ada bekas cambukan dan pukulan di tubuh mungilnya.

Foto: copyright dailymail.co.uk

Li yang diperkirakan berusia 50 tahun mengaku kalau ia menggunakan tali untuk lompat tali (skipping rope) dan alat penggaruk punggung (back scratcher) untuk menghukum anak angkatnya. Kenapa dia tega melakukan hal tersebut? "Karena ia tak kerjakan PR dan berkata bohong," begitu jawabnya. "Aku bukan ibu yang jahat. Aku hanya tak mau dia berkata bohong," tambahnya lagi.

Bocah malang itu diadopsi Li dari orang tuanya di desa terpencil di provinsi Anhui dengan maksud bisa memberikan pendidikan yang lebih baik di kota. Setelah Li terbukti bersalah dan dipenjara selama enam bulan, bocah itu dikembalikan ke keluarganya.

Foto: copyright dailymail.co.uk

Meski sudah dipenjara selama enam bulan, ada yang merasa kalau hukuman itu terlalu ringan dan menganggap kalau hukuman yang setimpal adalah enam tahun penjara (bukan enam bulan). "Tak peduli seberapa besar ia peduli dan mencintai putranya, dia harus mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya," kata pengadilan.

Semoga tak ada lagi sosok-sosok ibu seperti Li lainnya yang kejam sampai menyiksa putranya seperti itu, ya Ladies. Tegas pada anak boleh saja. Tapi kalau sampai menghukum secara fisik dan menyiksa? Wah, ini sudah bisa dianggap sebagai tindakan kriminal, ya.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading