Sukses

Lifestyle

The Real Tarzan: Namanya Femenko dan Sengaja Tinggal di Hutan Selama 60 Tahun

Jika mendengar kata Tarzan, yang pertama terlintas di benak kita mungkin adalah seorang pria yang tinggal di hutan, punya yang dibesarkan dan berteman dengan hewan serta seseorang yang jauh dari peradaban dunia modern seperti saat ini. Namun, tahukah Kamu, bahwa Tarzan tak hanya hidup di negeri dongeng, film atau sinetron saja. Beberapa orang pernah dinyatakan sebagai manusia Tarzan. Dan salah satu orang yang juga disebut sebagai manusia Tarzan adalah Michael Peter Fomenko (84).

Fomenko | Photo: Copyright cairnspost.com.au

Dikutip dari laman dailymail.co.uk, pria ini setidaknya telah tinggal di hutan liar di sebelah utara Queensland, Australia selama 60 tahun. Tentunya, ia tinggal sendiri. Yap, sendiri. Selama ini, ia dikenal sebagai pria luar biasa dan memiliki cara bertahan hidup yang bisa dibilang unik, ekstrim bahkan tak pernah terpikir oleh kita semua sebelumnya. Ia bertahan hidup dengan mengonsumsi daging babi atau daging buaya di hutan. Menariknya, saat menangkap hewan buruannya, ia tak memakai senjata apapun alias tangan kosong.

Beberapa orang meyakini bahwa Fomenko adalah putra dari seorang putri Rusia yang bernama Elizabeth Machabelli. Ketika terjadi perang dunia, ia dan keluarga mengungsi. Pada usianya yang ke 24, ia lebih memilih terbang ke Sydney dan meninggalkan negerinya. Ia lalu menjalani hidup di wilayah terpencil di dalam hutan, di antara Cape York dan Ingham. Menurut beberapa media, pria ini memilih menjalani hidup seperti ini karena terinspirasi oleh sebuah karya sastra berjudul The Odyssey oleh sastrawan Yunani yang bernama Homer.

Fomenko dan kehidupannya dahulu selama di hutan | Photo: Copyright dailymail.co.uk

Singkat cerita, pada tahun 1956, Fomenko pernah diselamatkan oleh suku pedalaman karena kondisinya yang memprihatinkan. Ia mengalami kelaparan dan sakit. Karena penyelamatan ini, kondisinya membaik dan ia bisa kembali hidup seperti apa yang ia inginkan. Namun, pada tahun 1964, pemerintah setempat menangkapnya. Ia dianggap membahayakan. Selang beberapa waktu ditangkap dan ditahan, ia dinyatakan gila. Beberapa kali, ia juga sempat mendapat sengatan listrik dan dikarantina.

Hingga pada suatu hari, ia dibebaskan. Ia pun memilih kembali ke hutan. Dari laporan yang ada, Fomenko tinggal dan hidup bersama orang-orang dari suku asli Aborigin. Hingga tahun 2012, ia dirawat di panti jompo setempat. Namun, di tahun 2012 tersebut, ia dinyatakan hilang. Pencarian yang dilakukan untuk menemukannya tak membuahkan hasil dan ia pun dianggap sudah tidak ada. Tapi kini, ia kembali ditemukan. Fomenko tinggal di sebuah panti jompo bernama Cooinda Aged Care di Gympie.

Panti jompo di mana Fomenko kini tinggal dan menetap | Photo: Copyright dailymail.co.uk

Seorang pengelola panti mengatakan bahwa Fomenko sudah tinggal di sana sejak tahun 2012. Pengelola tersebut mengatakan,

"Ia adalah seseorang yang lebih senang menyendiri. Tapi, ia adalah seseorang yang baik dan ramah. Ia juga terlihat senang dan bahagia di tempat ini. Ketika media dan publik tak lagi menyorot kehidupannya, ia pernah berjalan kaki menuju Sydney untuk mengunjungi adik dan kerabatnya. Tapi sayang, di tengah perjalanan, ia terjatuh dan tak bisa melanjutkan perjalanan. Ia membutuhkan perawatan intensif kala itu."


Ladies, kisah yang sangat menyentuh hati ya. Semoga Fomenko bisa hidup lebih baik dan lebih bahagia dari sebelumnya. Percayalah, Tuhan selalu menyertaimu Fomenko... :)



(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading