Sukses

Lifestyle

Benarkah Gaya Hidup Mewah dan Glamor Menjadi Alasan Prostitusi Artis?

Beberapa hari ini masyarakat digemparkan oleh kasus penangkapan mucikari yang mengaku memiliki ratusan artis dan model terkenal sebagai pekerja prostitusi. Artis berinisial AA tertangkap saat di sebuah hotel hingga akhirnya ditetapkan menjadi saksi. Sementara itu sang mucikari yang bernama Robby Abbas alias Obbie masih menjalani pemeriksaan.

Robby mengaku memasang tarif Rp 80 juta hingga Rp 200 juta pada pria hidung belang yang ingin dilayani oleh artis. Harga tersebut tentu sangat besar dan membuat banyak orang kaget. Fenomena ini tentu sangat menyedihkan, meski sebelumnya, sudah ada bisik-bisik bahwa beberapa artis memiliki pekerjaan sampingan sebagai PSK. Selama ini kita berpikir bahwa para artis sudah memiliki penghasilan yang besar, lalu untuk apa menjadi seorang PSK?

Efek Kehidupan Mewah dan Glamour

Dilansir oleh merdeka.com, Musni Umar, sosiolog sekaligus wakil rektor tiga Universitas Ibnu Khaldun mengatakan bahwa pengungkapan kasus prostitusi artis adalah puncak gunung es dari kasus prostitusi online (kasus pembunuhan Deudeuh). Pengembangan kasus tersebut mengungkap bahwa prostitusi tidak hanya tentang wanita-wanita dengan ekonomi lemah, tetapi juga para artis yang sebenarnya sudah bergelimang harta.

"Untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang glamor, artis butuh biaya hidup yang besar," kata Musni Umar. "Sangat disayangkan adanya keterlibatan artis dalam prostitusi online, karena seharusnya pendapatan mereka berlebih," lanjutnya.

Seperti yang kita ketahui, para artis sering dituntut tampil mewah dan glamor, sehingga keberadaannya diakui dan menjadi bukti kesuksesannya. Semakin glamor sang artis, semakin banyak orang yang kagum. Tuntutan tersebut kadang tak tercukupi dengan pendapatan dari dunia entertainment, sehingga para artis harus memiliki pendapatan lain yang lebih besar. Masih menurut Musni Umar, prostitusi yang dilakukan artis masuk kategori prostitusion by greed karena digunakan untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah.

Sanksi Sosial Lebih Memberi Efek Jera

Untuk kasus yang berkaitan dengan moral, Musni Umar beranggapan bahwa kasus prostitusi memiliki hukuman yang terlalu ringan, sehingga tak jarang dilakukan kembali oleh sang pelaku. Sanksi sosial dikatakan lebih mampu memberi efek jera, misalnya kasus video porno Ariel, Luna Maya dan Cut Tari.

"Selain sanksi hukum, seharusnya mereka mendapatkan sanksi sosial misalnya diekspose namanya di media," ujar Musni Umar. "Namun hal itu terbentur azaz praduga tak bersalah yang mengharuskan penegak hukum hanya memberikan inisialnya saja. Padahal sanksi sosial jauh lebih efektif daripada sanksi kurungan," tambahnya.

Perlu diingat, tidak semua artis terlibat dalam kasus prostitusi, masih banyak artis yang bekerja karena bakatnya di bidang entertainment. Semoga para penegak hukum mampu menyelesaikan kasus ini dengan baik. Ingatlah, silaunya dunia kadang membuat seseorang buta. Semoga kita semua terjaga dari kasus yang sama.

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading