Sukses

Lifestyle

Hii, Kelima Pengobatan Sakit Kepala Ini Menyeramkan Sekali

Setiap orang tentu pernah merasakan sakit kepala yang berlebihan. Sakit kepala sendiri merupakan penyakit yang kerap dan mudah terjadi kapanpun, di manapun. Penyebab sakit kepala sendiri bermacam-macam. Mulai dari banyaknya pikiran hingga terserang demam pun dapat menjadi faktor utama datangnya sakit kepala.

Beberapa macam pengobatan telah disediakan bagi mereka yang ingin menghilangkan rasa nyeri di kepala. Mulai dari obat-obatan berbahan kimia hingga cara alamiah dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakitnya. Seperti itu pulalah yang terjadi pada jaman dahulu ketika obat sakit kepala belum ditemukan.

Pada jaman sebelum abad 19, obat untuk sakit kepala memang belum ditemukan. Sehingga, orang-orang terdahulu melakukan pengobatan alternatif untuk mengatasinya. Seperti yang dilansir mentalfloss.com, beberapa pengobatan alternatif pada sakit kepala pada jaman dahulu cenderung unik dan menyeramkan. Lantas, seperti apa sih pengobatan alternatif yang unik tersebut?

(vem/oem)

Membakar Kepala

Pengobatan sakit kepala yang terjadi di jaman ini tentu akan membuat Anda berteriak ngeri. Bagaimana tidak, seorang tabib dari Yunani, Arateus merekomendasikan sebuah pengobatan yang benar-benar gila. Ia beranggapan bahwa sakit kepala hingga rasanya kepala seperti ingin meledak hanya sanggup disembuhkan dengan cara menambahkan lebih banyak api.

Yang dimaksud Arateus di sini ialah bahwa untuk menghilangkan rasa sakit, seseorang harus menambahnya dengan rasa sakit yang lain. Padahal Arateus sendiri menyebutkan dalam catatannya bahwa metode ini terbilang berbahaya. Pertama-tama seseorang harus dibotaki kepalanya sebelum akhirnya dibakar hingga menembus otot. Jika ingin membakar hingga sampai tulang, maka kepala orang tersebut harus dibakar di tempat yang tidak ada ototnya, karena jika otot dibakar maka akan menyebabkan keram.

Beberapa tabib bahkan menoreh dahi pasiennya atau melubangi tulang kepala hingga menembus selaput otak!

Memasukkan Tikus Dalam Kepala

Apa yang dilakukan oleh Ali Ibn Isa al-Kahhal ini memang agak nyeleneh. Pada abad ke 10, dokter ini berhasil menemukan gejala sindrom Vogt-Koyanagi-Harada yakni suatu penyakit yang menyerang mata. Meskipun Ibn Isa memang seseorang yang pintar di zamannya, pengobatannya terkadang agak di luar nalar.

Salah satunya adalah metode pengobatannya terhadap sakit kepala. Ali menyarankan untuk menggunakan tikus sebagai obat utama sakit kepala. Caranya? Dengan memasukkan seekor tikus tanah yang sudah mati ke dalam kepala seseorang. Hmm, ada yang mau mencoba?

Belut Listrik

Nah, bagaimana dengan pengobatan kepala yang satu ini? Pernahkah Anda membayangkan untuk menghilangkan suatu penyakit menggunakan listrik?

Tepat pada tahun 1762, masyarakat Belanda mulai menerapkan hal ini sebagai pengobatan alternatif pada kepala mereka. Di mana seseorang yang merasakan sakit pada kepalanya harus mencari seekor belut listrik untuk dijadikan obat. Bukan dimakan maupun dimasukkan ke dalam kepala. Melainkan hanya di pegang dalam waktu beberapa lama.

Berawal dari seorang budak yang mengeluh sakit kepala yang kemudian dianjurkan untuk melakukan hal ini. Caranya adalah dengan menyentuh bagian dahi pada satu tangan. Kemudian gunakan tangan lain untuk memegang belut listrik tersebut. Wah aneh sekali bukan?

Trepanasi

Trepanasi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala. Manusia primitif zaman dulu menggunakan metode ini untuk menyembuhkan penyakit apapun yang berhubungan dengan kepala, dari sakit kepala hingga luka-luka. Cara ini memang terkesan sangat menakutkan dan mengerikan. tentu saja jika dibandingkan dengan meminum obat kemudian beristirahat.

Pengobatan alternatif ini pada abad ke-17 di Eropa juga dipraktikkan untuk mengobati gangguan mental. Bukannya sembuh, metode ini bahkan berisiko tinggi menyebabkan kematian pada pasien. Tentu saja melihat bagaimana metode ini dilakukan pada bagian kepala yang akan dilubangi.

Hii,,serem juga yah Ladies, pengobatan sakit kepala yang dilakukan oleh orang di jaman dahulu. Ada yang mau mempraktekkan tidak?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading