Sukses

Lifestyle

5 Lokasi Tempat Tinggal Manusia Yang Tak Wajar

Sandang, pangan, dan papan, adalah kebutuhan primer manusia yang menjadi alasan seseorang bekerja. Mendapatkan tempat tinggal layak, makanan sehat dan lezat, busana yang cantik dipakai dan dapat melindungi.

Sandang dan pangan tidak menuntut orang untuk mengeluarkan budget sangat besar. Sedangkan papan, mewajibkan Anda untuk merogoh kocek dalam-dalam. Bahkan, untuk rumah kredit, Anda harus menyiapkan terlebih dahulu uang mukanya.

Bicara soal rumah, seperti apa sih rumah idaman Anda?

Ada yang mungkin mendambakan rumah sederhana namun nyaman, dengan beberapa sudut yang dihiasi dengan tumbuhan hijau dan bunga. Ada pula yang lebih suka pada rumah minimalis dengan jendela kaca berukuran besar. Apapun itu, yang jelas sesuai dengan selera dan nyaman.

Tetapi, Anda akan heran melihat beberapa orang berikut. Yang justru mendambakan lokasi tempat tinggal tak biasa. Bahkan sebagian dari mereka memang sudah mewujudkan impian tinggal di sana. Seperti apa sih rumah impian mereka?

(vem/bee)

Di lemari baju tetangga

Fukuoka, pria berusia 57 tahun yang tinggal di Jepang selalu keheranan ketika makanan yang disimpan di dapur selalu hilang. Alhasil, ia memasang kamera pengintai yang akan membantu mengawasi rumahnya saat ia bekerja.

Kamera tersebut dihubungkan pada ponsel, sehingga ia bisa tahu apa yang terjadi di rumah dan membuat makanan selalu hilang. Ternyata tak lama ia menemukan seorang penyusup di rumahnya lewat rekaman video kamera tersebut. Fukuoka akhirnya melaporkan hal ini ke polisi, dan polisi segera bertandang ke rumah Fukuoka mencari di segala sudut rumah.

Ditemukanlah Tatsuka Horikawa, wanita berusia 58 tahun yang ternyata bersembunyi di dalam ruangan lemari baju.

Ia mengaku tak punya tempat tinggal dan ketika lewat di depan rumah Fukuoka, ia melihat rumahnya tak terkunci. Iapun masuk, untuk mandi, makan dan melakukan aktivitas lain selama si empunya rumah pergi. Alhasil iapun dihukum karena masuk ke rumah orang tanpa ijin.

Senangnya tinggal di mall

Tahun 2003 silam, Michael Townsend dan beberapa orang temannya tinggal di sebuah lokasi di mall pulau Rhode yang telah tak terpakai. Secara sembunyi-sembunyi, mereka membangun studio di dalam mall yang tak dapat dilihat dan diketahui orang.

Ruangan tersebut sangat cantik, rapi, difasilitasi listrik mall. Mereka akan menggunakan kamar mandi mall untuk membersihkan diri. Setiap bulannya, mereka tinggal selama 3 minggu di sana. Dan hal ini telah berjalan selama 4 tahun tanpa ketahuan.

Suatu hari, Michael hendak memperluas ruangan mereka. Sayangnya, kegiatannya dipergoki oleh security. Ketika ditangkap, Michael menjelaskan bahwa ruangan itu hanya digunakan sebagai apartemen proyek yang membantu mereka mempelajari kehidupan di mall dan hidup sebagai orang yang doyan belanja.

Michael dan teman-temannya dijatuhi hukuman, namun diberi keringanan 6 bulan atas pengakuannya.

Di atap rumah mantan kekasih

Di daerah Carolina Utara, suatu hari seorang wanita mendengarkan suara aneh dari atap rumahnya. Beberapa pakupun berjatuhan dari atap. Ia merasakan ada yang tak beres sehingga ia memanggil anak laki-laki tertuanya.

Setelah diselidiki, ternyata ada seorang pria yang tinggal di sana. Tidur beralaskan jaket dan beberapa tumpukan sampah dari fast food. Pria itu kemudian dikenal sebagai mantan kekasih sang ibu, yang pernah dipenjara beberapa waktu lalu.

Sebenarnya mereka telah berpisah 12 tahun lamanya, namun tampaknya si mantan kekasih masih mencintai si ibu.

Diketahui pula bahwa pria itu membuat lubang yang ventilasi sehingga dapat mengintip ke kamar sang ibu.

Tinggal di bis sekolah

Seorang anak perempuan dan laki-laki berusia 11 tahun dan 5 tahun ditemukan tinggal di dalam bus sekolah. Orang tuanya dipenjara dan tak dapat membantu kehidupan mereka, karena mereka memang tak memiliki rumah.

Bus sekolah yang diabaikan tersebut diparkir di pembuangan sampah. Untungnya, bis dilengkapi dengan listrik, air, AC, dan kamar mandi. Seharusnya, kedua anak tersebut dititipkan pada tantenya, tetapi ternyata ia juga harus bekerja 12 jam sehari dan tak punya waktu mengawasi mereka.

Kondisi kedua anak tersebut mengenaskan, kotor, kurus karena hanya punya sedikit makanan saja. Alhasil, mereka berdua dirawat oleh sebuah organisasi pemerhati anak dan dijaga hingga orang tuanya bebas dari penjara.

Tinggal di pipa pembuangan

Saat mengejar pencuri yang lari ke pipa pembuangan yang telah lama tidak dipakai, polisi menemukan ada yang aneh di sana. Pipa pembuangan tersebut disulap menjadi rumah tempat tinggal dengan beberapa ranjang dan penerangan lilin.

Ventilasinya terbuat dari pipa PVC dan seadanya saja. Pintu masuknya kotor dan menjijikkan karena dipenuhi lumut dan sampah.

Ditemukan pula ada popok bayi di sana, sehingga polisi menduga bahwa ada anak kecil yang tinggal di sana pula.

Karena menganggap tempat tersebut tidak layak huni, polisi bermaksud memindahkan penghuninya keluar. Tentu saja dengan perlawanan dari mereka, karena mereka mengaku tak tahu harus tinggal di mana lagi bila tempat tinggalnya kali ini ditutup. Namun toh ini semua demi orang tersebut, karena tinggal di pipa pembuangan bukanlah tempat yang nyaman dan aman.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading