Sukses

Lifestyle

5 Kisah Pembunuhan Kejam Yang Dilakukan Babysitter

Dengan kesibukan yang dimiliki kedua orang tua, terkadang bantuan dari seorang babysitter bisa sangat membantu dan meringankan. Setidaknya, ada beberapa hal yang tak sempat dilakukan, bisa dibantu olehnya. Pekerjaan bisa diselesaikan, anak juga tetap terjaga.

Sayangnya, tak semua babysitter bekerja dengan baik dan benar-benar bisa menjaga anak sesuai kepercayaan yang diberikan. Banyak kisah yang menceritakan kekejaman babysitter, yang menyiksa anak, menyewakan anak di lampu merah, hingga membunuh anak dengan kejam.

Kisah-kisah yang berhasil kami kumpulkan, seperti diceritakan oleh ListVerse ini menceritakan bagaimana kejamnya babysitter pada anak-anak mereka. Entah bagaimana, babysitter yang seharusnya bertugas menjaga anak malah mencelakai, dan bahkan menghilangkan nyawa mereka dengan sengaja.

Untuk itulah ladies, berhati-hatilah dalam menitipkan dan mempercayakan anak pada babysitter. Baca kisah berikut dan bagikan di akun Facebook Anda agar ibu-ibu lain juga bisa lebih berhati-hati.

(vem/bee)

Kasus Yoselyn Ortega

Yoselyn Ortega, seorang baby sitter berusia 50 tahun yang disewa Marina Krim untuk menjaga ketiga anaknya. Di suatu sora, Marina pergi mengantar anak keduanya, yang masih berusia 3 tahun les berenang. Sepulangnya, mereka langsung kembali ke rumah dan terkejut karena menemukan Lucia (6 tahun) dan Leo (1 tahun) bersimbah darah di dalam bath tub.

Marina langsing mencari Ortega, dan menemukan Ortega sendiri memotong pergelangan tangan dan menusuk dirinya sendiri dengan pisau dapur. Marina melarikan baby sitter dan anak-anaknya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.

Suami Marina, Kevin baru saja mendarat di airport John F Kennedy sepulang dari urusan bisnis langsung dijemput oleh polisi. Ia kemudian diberitahu bahwa kedua anaknya telah ditemukan dalam keadaan mengenaskan di rumahnya.

Sayangnya, Lucia dan Leo tak tertolong lagi. Mereka dinyatakan telah meninggal sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Ortega sendiri dinyatakan menderita gangguan jiwa, namun ia tak pernah menceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.

Kasus Agnes Wong

Tahun 2007 silam, Agnes Wong disewa untuk menjaga bayi usia 16 bulan, Hugo Wang. Pada tanggal 25 Januari, Hugo dilarikan ke rumah sakit di Manchester karena menderita luka serius di kepala akibat diayun dengan keras. Diduga bahwa Hugo diayun dengan posisi si pengayun memegang anklenya saja. Sehingga kepala Hugo tak terlindungi.

Adalah Agnes Wong, yang dituding sebagai pelaku penyiksaan pada Hugo. Dan melalui interogasi, ternyata ia mengaku telah melakukan penyiksaan yang sama pada anak-anak lain yang pernah dijaga. Menurutnya, ia hanya mendisiplinkan si anak ketika nakal.

Namun, setelah bukti dikumpulkan, pada anak-anak yang pernah dijaga ditemukan luka sulutan hair dryer, gigitan, luka bakar lain, dan lebam karena pukulan.

Bayi Hugo sendiri meninggal setelah sehari dirawat di rumah sakit. Agnes Wong kemudian dituntut 5 tahun penjara. Sayangnya hukum Malaysia membuatnya hanya melewatkan hukuman selama 2 tahun, ketika ia ditarik kembali pulang ke Malaysia dan hanya diminta membayar sejumlah uang untuk keringanan hukumannya. Sayang sekali ya...

Kasus Karl McCluney

Karl McCluney saat itu berusia 15 tahun ketika diminta menjaga Demi Leigh Mahon, batita usia 2 tahun di taman. Ibu Demi hendak berbelanja dan membeli kartu ucapan selamat ulang tahun untuk Karl.

Karl yang awalnya mengajak Demi ke taman, kemudian membawa Demi pulang ke rumah. Di sanalah Demi dipukuli, dan dicukur rambutnya. Iapun terbaring tak berdaya di lantai dan dibiarkan begitu saja.

Sepulang ke rumah, ibu Demi menemukan Karl tengah menonton televisi, sementara kondisi Demi telah kritis berbaring tak sadarkan diri di lantai. Ibunya kemudian melarikan ke rumah sakit, sementara Karl membela diri dengan mengatakan bahwa Demi terjatuh dari ayunan di taman.

Demi divonis menderita kerusakan otak dan harus dirawat intensif di ICU. Karl mengakui bahwa tindakan psikonya disebabkan karena ia punya IQ rendah dan berasal dari keluarga broken home.

Karl dihukum selama 15 tahun karena kejahatannya.

Kasus Marquita Burch

Marquita Burch diminta untuk menjaga William Cunningham, anak laki-laki berusia 1 tahun selama beberapa minggu. Di hari Jumat, 25 Mei 2012, Marquita membuat laporan ke polisi bahwa William hilang ketika mereka sedang berada di taman.

Spontan tetangga, pemadam kebakaran dan polisi mencari keberadaannya. Namun setelah 5 jam pencarian, Marquita melakukan pengakuan bahwa si kecil William telah meninggal dan disembunyikan di dalam lemari sepupunya.

Marquita mengatakan bahwa ia tak membunuh William. Ia menemukan William dalam keadaan tak sadarkan diri 23 Mei, di bawah tangga. Karena panik, ia tidak membawanya ke rumah sakit melainkan membuangnya ke tempat sampah. Ia kemudian menyembunyikan tubuh William di dalam lemari sehingga nyawanya tak tertolong lagi.

Marquita tidak divonis bersalah atas pembunuhan William, namun ia dituntut penjara 19,5 tahun karena telah membahayakan anak-anak, serta menyembunyikan mayat.

Kasus Plumadore

Aliahna Lemmon dan dua orang saudarinya dititipkan pada tetangganya, Plumadore karena ibunya sedang sakit, sementara ayahnya bekerja di malam hari. Jumat, 23 Desember 2011, Aliahna dilaporkan hilang. Plumadore mengasumsikan bahwa Aliahna pulang sendiri ke rumahnya.

Natal telah tiba, belum ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan Aliahnya. Namun, beberapa hari kemudian Plumadore membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengatakan bahwa ia telah memukul Aliahna dengan batu bata. Memutilasi dan menyimpan bagian tubuhnya di lemari pendingin. Ia kemudian membuang bagian tubuh lain ke tempat sampah.

Motif pembunuhan Aliahnya tak jelas. Karena dua saudarinya tidak dilukai dan baik-baik saja. Ia pun dihukum seumur hidup penjara karena telah melakukan pembunuhan terhadap anak-anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading