Sukses

Lifestyle

Jangan Merasa Ciut dengan Tanya Kapan, Sebab Tuhan Akan Selalu Menolongmu

Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.

***

Setiap orang memiliki jalannya sendiri untuk kehidupannya. Baik atau pun buruk, tak ada yang tahu hasil dari sebuah pilihan itu. Aku malu dan takut dengan diriku sendiri. Banyak pertanyaan yang melingkupi kedalaman hatiku.

Kapan kamu kerja? Kapan kamu kuliah? Kapan kamu punya rumah sendiri? Kapan kamu aktif kegiatan lagi? Kapan kamu punya pacar? Kapan kamu dewasa? Kapan, kapan, dan kapan. Entah di manapun aku berada, aku akan dihantui sebuah kata 'kapan'. Sebuah kata itu kadang membuatku ragu untuk menatap masa depanku, karena melihat temanku ada yang sudah berhasil punya pekerjaan ataupun lainnya membuat nyaliku menciut.

Apakah ini adil? Suatu ketika gejolak hati terus bertanya-tanya. Hei apakah kau mengerti perasaanku ataupun pemikiranku? Jadi akankah semua pertanyaan itu menghantui hatiku lagi dan lagi?

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/jimmy chang

Kadang aku mencoba untuk melupakan semua pertanyaan itu dengan menikmati waktuku sendiri ataupun saat ikut komunitas. Di sanapun banyak pertanyaan kapan kamu ngerti? Kapan kamu paham? Kapan kamu teliti? Kapan kamu ada waktu? Kapan kamu membuka diri? Hingga lelah menggelayuti hatiku.

Aku terketuk oleh satu kisah temanku yang ditanya kapan lulusnya? Kapan selesai skripsinya? Kapan punya pacar? Aku terkejut dengan jawabannya. "Setiap orang punya pilihan sendiri-sendiri. Aku belum menyelesaikan skripsiku karena kerja, kenapa aku kerja? Karena bantu kehidupan keluargaku. Kenapa kamu tidak lulus-lulus? Karena aku salah dalam pergaulan jadi selalu traveling. Kenapa aku tidak punya pacar? Karena aku menikmati kebebasanku," katanya sambil tersenyum.

Kadang aku berpikir entah apa yang ada di pikiran temanku itu. Tapi aku menarik sebuah kesimpulan hidupmu adalah pilihanmu, entah kamu mau menyia-nyiakan hidupmu atau membuat hidup berharga atau membuat hidupmu banyak dibutuhkan orang lain ataupun lainnya.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/anthony tran

Satu hal lagi yang aku pelajari dari keluargaku tentang arti sebuah kata "kapan" adalah jika kamu tidak berdoa kepada Tuhan-Mu kamu tak akan menemukan jawaban dari semua kata "kapan" yang dilontarkan orang-orang padamu.

Seperti kisahku sekitar 7 tahun yang lalu. Hampir setiap hari aku mendengar kata kapan kamu sembuh? Kapan kamu sekolah lagi? Kapan kamu bangkit dari keterpurukannya ini? Kapan kamu berhenti menyalahkan orang lain? Kadang akuĀ  juga bosan dengan nasihat yang diberikan keluargaku. Namun aku menyadarinya kata "kapan" itu tak seharusnya di takuti dan tak seharusnya dihindari. Tapi belajarlah menempa dirimu menjadi lebih baik lagi dengan semua kata "kapan" yang dilontarkan kepadamu. Begitu banyak pelajaran di kehidupan ini dari kata "kapan" itu.

Sebuah arti kata "kapan" jawabannya sebenarnya ada di hatimu. Ketika kamu mendapat pertanyaan kapan ini, kapan itu jawablah orang itu, jawablah pertanyaan kapan yang kau lontarkan padaku di lubuk hatimu karena setiap orang memiliki pilihan. So, ketika aku ditanya kapan ini, kapan itu aku akan menjawab ini pilihan hidupku dan hanya Tuhan yang tahu dan yang akan menolongku. Jadi janganlah takut menghadapi semua kata "kapan" yang dilontarkan padamu.

Hanya ada satu cara tanyakan pada dirimu sendiri, "Apa sebenarnya keinginanku dalam hidup ini?" Dan jawablah pertanyaan itu di dalam hatimu dan kau akan menemukan jawaban yang dilontarkan orang-orang padamu karena hidup yang kamu jalani adalah sebuah pilihan.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading