Sukses

Lifestyle

Tugas Terberat dari Memulai Sesuatu adalah Berjuang Menyelesaikannya

Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita. Seperti tulisan dari sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Rayakan Hari Perempuan Sedunia ini.

***

Waktu mengubah manusia, saya sangat percaya akan hal itu. Kepercayaan saya semakin menguat, ketika saya kembali bertemu dalam grup-grup Whatsapp sekolah dan menemukan fakta bahwa beberapa orang teman berubah sangat banyak dari sebelumnya. Bukan hanya dalam hal fisik, namun juga sifat dan perilaku. Yang dulu pendiam menjadi periang. Yang dulu agak centil menjadi sangat bijak.

Saya pun merasa berubah. Waktu yang menuakan ternyata tak hanya memberi efek pada kesehatan raga, namun juga mengurangi jiwa kompetitif saya. Saat sekolah, baik di SD, SMP, maupun SMA, saya beberapa kali mendapatkan predikat juara kelas, namun saat harus kuliah S3 saya merasa otak saya kurang dapat bekerja dengan baik. Penurunan daya pikir ini juga ditambah sering munculnya rasa malas kuliah. Bebas dari kerjaan kantor di mana saya mengabdi sebagai pegawai negeri, membuat saya punya banyak waktu untuk anak-anak. Kadang di saat saya harus mengerjakan disertasi, rasa malas datang dan saya lebih memilih untuk menemani anak-anak bermain. Saya senang karena merasa dapat menjadi ibu sepenuhnya untuk anak-anak saya saat itu.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Keterlenaan saya dalam berlambat-lambat menyelesaikan tugas akhir sampai di satu titik ketika saya sadar bahwa waktu yang diberikan kampus sudah hampir habis. Saya dihubungi oleh pihak kampus dan didorong untuk segera menyelesaikan studi. Saya hubungi lagi dosen-dosen secara intensif dan panik karena banyak data yang belum saya olah, bahkan ada beberapa metode pengolahan data yang saya belum tahu bagaimana mengoperasikannya. Saya sampai pada kondisi stres akibat sering stuck. Saya mulai sering berpikir bahwa studi S3 yang tinggal selangkah lagi ini akan saya tinggalkan saja. Toh, tak ada yang ingin saya buktikan. Semua juga sudah saya dapatkan. Suami yang baik serta anak-anak yang lucu. Bukankah itu sudah merupakan anugerah yang terindah untuk seorang wanita?

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Pada saat saya terombang-ambing dalam kegalauan, seorang teman menasihati. Jalani saja. Lakukan semua yang disarankan oleh dosen pembimbing. Berterus terang saja jika stuck, ceritakan semua masalah pada dosen. Jalani, dan pasti semua akan selesai. Ingat bahwa kamu kuliah tidak hanya untuk dirimu sendiri. Ada orangtua dan keluarga yang tentunya akan sangat bangga jika kamu dapat menyelesaikan studi dengan baik. Ada anak-anak yang akan membanggakan mamanya yang berhasil menempuh studi di jenjang tertinggi. Ada boss di kantor yang tentunya senang jika anak buahnya berhasil. Ada dosen pembimbing, yang tentunya akan mendapatkan citra buruk jika mahasiswanya sampai drop out.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Saya merenungkan kata-kata teman saya, ditambah celetukan anak sulung saya yang merasa heran karena saya sekolah lama sekali tidak selesai-selesai. Akhirnya saya bangkit lagi. Semangat lagi. Saya tidak boleh berhenti, karena jika saya berhenti, saya akan mengecewakan banyak orang. Saya harus mengakhiri apa yang telah saya mulai. Saya yang dengan sadar menerima ketika dulu penawaran beasiswa S3 itu datang, tentunya saya tak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan.

Akhirnya dengan tertatih, saya dapat menyelesaikan program doktoral saya, setelah menjalani masa studi selama tujuh tahun. Ya, saya tak malu mengakui membutuhkan waktu lebih panjang dibandingkan teman-teman saya yang lain. Saya tetap bangga, berdiri tegak pada saat upacara wisuda. Karena saya pernah berpikir untuk berhenti, namun saya kemudian menyadari bahwa kunci sukses paling sederhana dalam meraih apapun adalah tidak berhenti. Terus bergerak meraih apa yang kita impikan.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading