Sukses

Beauty

Bijak Minum Antibiotik

Vemale.com - Evi seorang pegawai swasta dan ibu rumah tangga bercerita, selama ini dia punya jurus jitu mengobati penyakit batuk, flu, demam, atau radang tenggorokan. “Dulu saya biasa meminum paracetamol dan amoxicillin untuk mengobati sakit flu yang disertai dengan radang tenggorokan. Lalu, saya tambahkan minum vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh,” ungkap Evi. Jurus jitu Evi ini secara instan bisa menyembuhkan gejala penyakitnya hanya dengan meminum obat-obatan tersebut sebanyak 2-3 kali saja. Namun masalah timbul, ketika baru-baru ini Evi terkena gejala sakit yang sama lalu meminum obat seperti biasanya dan ternyata tak kunjung sembuh. Evi pun bertanya kepada FITNESS perihal kebiasaannya ‘menyembuhkan’ diri sendiri. Bolehkah hal semacam ini kita lakukan? Bagaimana sebenarnya aturan meminum antibiotik yang tepat? Antibiotik = Senjata Ampuh Antibiotik merupakan sebuah penemuan yang amat penting dalam dunia kesehatan. Penemuan ini membuat para ahli kesehatan menemukan senjata mengalahkan beragam penyakit yang disebabkan infeksi bakteri mematikan. Sayangnya efektivitas antibiotik juga digunakan pada penyakit yang seharusnya tidak perlu diobati dengan antibiotik. Misalnya saja: banyak orang meminum antibiotik untuk menyembuhkan penyakit bronchitis, sinusitis, flu maupun demam. Padahal, penyakit-penyakit tersebut ditimbulkan oleh virus, sedangkan antibiotik dipergunakan untuk melawan infeksi bakteri. Menurut data WHO tahun 2011, kini efektivitas dan kemampuan antibiotik mulai berkurang, setelah selama lebih dari 70 tahun penggunaannya disalahgunakan berlebih sebagai obat antimikroba. Akibatnya dalam dunia kedokteran telah terjadi peningkatan kasus resistensi mikroorganisme terhadap upaya pengobatan. Hal ini berujung pada peningkatan kematian, angka kesakitan, timbulnya cacat dan biaya pengobatan yang mahal. Waspadai Superbugs! Salah satu efek negatif dari penggunaan antibiotik yang sembarangan, yaitu: menyebabkan mikroorganisme dalam tubuh berkembang dan menjadi kebal. Hal ini dapat dilihat dari dosis obat yang Anda minum harus ditambah atau jangka waktu kesembuhan jadi lebih lama, hingga munculnya bakteri baru. Jika kondisi ini terjadi, bisa jadi dalam tubuh Anda telah terjadi resistensi mikroba. Resistensi ini juga biasa disebut drug resistance atau resistensi obat, yakni suatu keadaan ketika obat antibiotik tidak lagi mampu melawan bakteri atau mikroba tertentu. Kondisi ini terjadi karena bakteri telah berubah menjadi superbugs, yaitu bakteri yang sudah kebal terhadap sebagian besar obat antibiotik. Ketika antibiotik tak lagi mampu melawan bakteri, maka superbugs akan makin cepat menyebar ke seluruh tubuh dan bisa mematikan. Prof. Dr. Iwan dwi Prahasto, MmedSC, PhD., Guru Besar Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM, mengemukakan bahwa masyarakat dan unit kesehatan juga masih banyak mempergunakan antibiotik dalam usaha pengobatan. Sementara dalam bidang peternakan dan pertanian misalnya, sekitar 20-25 persen antibiotik juga digunakan pada hewan seperti ayam. “Masyarakat secara tidak sadar telah mengonsumsi ayam goreng dan telur yang mengandung antibiotik. Hal ini juga akan memunculkan resistensi antibiotik,” cetus Prof. Iwan. Selain itu, banyak di antara kita juga punya kebiasaan buruk yaitu ketika gejala sakit mulai kurang dan tubuh mulai merasa lebih sehat, langsung menghentikan asupan obatnya padahal dosis yang harus diminum belum habis. Ingat ya, aksi semacam ini bisa Anda lakukan pada obat biasa, bukan antibiotik. Antibiotik biasanya digunakan untuk melawan infeksi karena bakteri dan Anda wajib menghabiskannya sesuai aturan resep. Ketika Anda gagal membunuh organisme penyakit tersebut, maka bakteri akan berkembang dan berubah dalam bentuk sel baru atau superbugs yang tahan pada antibiotik. Namun, bagaimanapun juga antibiotik merupakan senjata ampuh dari dunia medis untuk mengalahkan bakteri. Maka, jika Anda tetap ingin menjaga keampuhan antibiotik pada tubuh, Anda sendirilah yang memegang kuncinya! Batasi Asupan Antibiotik! - Ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam mencegah terlalu banyak antibiotik masuk ke dalam tubuh: - Jangan mudah meminta obat antibiotik pada dokter, atau langsung membeli di apotek jika cuma terkena sakit demam dan flu. - Tanyakan pada dokter Anda jenis obat resep yang diberikan. Jika diberi obat antibiotik, minta penjelasan pada dokter lebih jauh. Anda berhak meminta jenis obat alternatif lain yang tidak mengandung antibiotik. - Jika tak ada pilihan lain, dengarkan dan pahami penjelasan tentang penggunaan obat. Asup secara teratur sesuai aturan dan minum sampai habis. [initial] Source: Fitness Magazine, Edisi Juni 2011, Halaman 90
(Fitness/wsw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    What's On Fimela
    Loading