Sukses

Beauty

Ingin Sehat? Ubah Paradigma dan Ubah Pola Konsumsi

Di masa kecil kita mungkin sering mendengarkan kegiatan makan diistilahkan sebagai “yang penting kenyang”. Sehingga tak jarang kita melihat cara makan  orang di sekitar adalah sepiring mangkuk mi ditambahkan nasi atau nasi uduk ditambahkan bihun. Meskipun cara makan seperti ini sah-sah saja karena sudah menjadi budaya dan kebiasaan umum, namun kini kita harus menyadari apa pun yang kita konsumsi demi kesehatan.

Indonesia menduduki peringkat empat dalam jumlah diabetesi di dunia, dan salah satu pemicunya adalah pola konsumsi makanan yang terlalu mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat. Jadi kini, kita harus sadar dan cermat dalam memilih makanan. Selain mencermati indeks glikemik makanan, yaitu angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan dapat meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan, pilihan yang bijak kini adalah makan dengan kompisisi seimbang.

Jika kamu banyak beraktivitas secara fisik maka asupan karbohidrat untuk sarapan harus cukup, sebagai contoh roti gandum atau satu mangkuk sereal dapat mengandung 90 – 100 kalori. Bagi kamu yang bekerja lebih banyak menggunakan kemampuan analisa dan sangat mengandalkan kerja otak, maka konsumsi protein harus dicermati. Makanlah telur setengah matang (terutama putih telur) atau sumber protein dari kedelai dan kacang-kacangan minimal 6 gram protein. Jika kamu memilih makan protein hewani, konsumsi satu potong dada makan ayam, hanya dagingnya saja.  

Nah, karena kualitas hidup kita di usia 20 dan 30 sangat menentukan kondisi kesehatan kita di usia 40 - 50 tahun, tunggu apalagi? Kreatiflah dengan beragam bahan makanan termasuk variasi sumber karbohidrat selain nasi: kentang, ubi, jagung dan masih banyak lagi. Tentukan sikap: ubah paradigma dan lakukan perubahan pola konsumsi, sekarang!

(vem/aik)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading