Sukses

Beauty

Hati-Hati, Benjolan di Hidung Bisa Jadi Tanda Kanker

Awalnya mengira benjolan yang muncul di hidungnya adalah jerawat, Joy Yaffe pun hanya menutupinya dengan concealer dan memberi perawatan menghilangkan jerawat yang seadanya. " Yang aku pikirkan hanya bagaimana menghilangkan dan menutupinya dulu," ungkap wanita yang juga berprofesi sebagai konsultan sebuah brand fashioninternasional ternama.

Setelah melakukan perawatan kulit yang berefek super cepat, benjolan tersebut hilang. Joy pun merasa lega kala itu. Namun, 6 bulan kemudian, tepatnya Juli 2012 benjolan itu muncul kembali, tepat di area yang sama dan kemudian hilang kembali. Hingga pertengahan Desember, benjolan itu muncul kembali namun tidak persis sama. Kali ini benjolan tersebut lebih aneh dan bersisik.

Beruntungnya, ia sempat membicarakan masalah benjolan ini ke seorang dokter kecantikan kosmetik Perancis. Dia kemudian dilarang untuk menyentuh benjolan dan segera menemuinya. Tepat sebelum Natal, ia disarankan untuk menjalani biopsy. Terkejut, sudah pasti. Ditambah lagi, pekerjaannya mengharuskannya untuk berada di Milan dan kemudian bepergian ke New York.

Setelah kejadian yang begitu cepat ini, ia kemudian menjalani biopsy dan dinyatakan harus menjalani bedah Mohs, sebuah operasi khusus kasus mikroskopik. Dalam operasi ini, dokter bedah akan menghilangkan lapisan tipis dari kulit hingga hanya sel kulit yang sehat saja yang tertinggal. Ini tentu akan memakan banyak waktu. Setelah menjalani itu, Joy disarankan untuk pergi ke rumah sakit New York University. Di sana, ia menjalani beberapa prosedur seperti penyuntikan dan jahitan. Karena hal tersebut, hidung Joy menjadi bengkak dengan benjolan berwarna hitam.

Joy Yaffe (c) dailymail

Awal tahun ini, sebuah laporan mengejutkan mengungkapkan bahwa kanker kulit hampir sama umumnya dengan semua kanker yang disatukan di Inggris, dengan lebih dari 200.000 kasus karsinoma sel basal didiagnosis setiap tahunnya. Untuk kanker kulit yang dialami Joy adalah jenis kanker yang menyebar cepat pada daerah dengan paparan sinar matahari yang cukup intens dan akan bisa berkembang jika paparan sinar matahari mengenai bagian tubuh seperti wajah, bibir, telinga dan kulit kepala.

Sebenarnya kasus kanker ini lebih banyak muncul di orang kaukasian dan orang lanjut usia sekitar 75 tahun. Faktanya, menurut Macmillan Cancer Support mengungkap bahwa 40% orang dengan sadar berjemur untuk mendapatkan kulit lebih tan karena seperempat dari 1000 orang percaya bahwa berjemur adalah satu-satunya cara untuk mencoklatkan kulit.

Menurut Dr. Griffiths ada 3 tanda yang harus diperhatikan untuk masalah kanker kulit ini yaitu sebuah luka atau pertumbuhan kulit baru yang tidak semuh, sebuah lubang atau benjolan yang gatal bahkan sakit dan tahi lalat yang serupa dengan kerak bahkan berdarah.

Ia, yang juga berprofesi sebagai juru bicara dari British Skin Foundation berkata bahwa penyebab umum munculnya kanker memang karena paparan sinar matahari, sering berjemur saat masih anak-anak dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ia juga menekankan bahwa tidak ada berjemur yang aman. Untuk kasus Joy, kanker pada hidungnya memang sudah tidak terlihat tapi sel kanker masih di sana hanya saja tidak terlalu terlihat seperti sebelumnya. Untuk itu, Ia juga menyarankan untuk siapa saja agar selalu memeriksakan jika muncul tanda-tanda yang aneh, termasuk jerawat yang tidak normal.

Yang dapat kita pelajari dari kisah Joy ini adalah untuk selalu merawat kulit dengan benar dan bersyukur dengan apa yang ada. Jika ingin mencoklatkan kulit, pikirkan lagi untuk alasan apa dan apakah ini tidak akan berpengaruh dengan kesehatan kulit Anda. Jangan hanya karena ikut-ikut tren, Anda mengorbankan kesehatan Anda. Be wise:)

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading