Sukses

Beauty

Jangan Bohong Pada Dokter!

Vemale.com -
“Anda merokok?”

Saat mendapat pertanyaan ini, bibir Anda otomatis mengatakan “tidak” sementara pikiran melayang pada sebatang rokok yang Anda hisap pagi tadi. Saat diperiksa dokter – dengan membuka baju atasan – tinggal sedikit sekali yang bisa Anda sembunyikan. Barangkali itulah alasan utama para perempuan sulit terbuka pada dokternya. Hasil survey tahun 2010 menyebutkan, kira-kira sepertiga dari pria dan wanita di Amerika mengakui bahwa mereka berkata tidak jujur ketika menjawab pertanyaan dokter. Padahal, menyimpan rahasia bisa membahayakan, apalagi jika rahasia itu ternyata menjadi kunci utama diagnosa dokter. “Tugas utama dokter adalah menganalisa kesehatan Anda, bukan menghakimi,” kata Gary Fischer, M.D., ahli penyakit dalam dari The University of Pittsburgh Medical Center. Berikut adalah alasan-alasan mengapa Anda wajib jujur pada dokter Anda.

“Saya tidak merokok.”

Diana Purnamasari kadang merokok beberapa batang dalam beberapa bulan, selama 20 tahun terakhir. Tetapi, ia tidak menganggap dirinya perokok karena merasa menghisap rokok itu hanya sedikit. Itulah sebabnya, soal rokok ini tak pernah ia katakan pada sang dokter. “Saya hanya merokok kadang-kadang saja. Tak mungkin sampai membahayakan kesehatan,” kilahnya.

Padahal sebenarnya, dokter Anda perlu tahu bahwa Anda merokok, sesedikit apapun nikotin yang masuk ke tubuh Anda. Tentu saja, risiko kanker adalah pertimbangan utama jujur soal rokok ini pada dokter, tapi yang tak kalah penting, merokok memengaruhi sirkulasi darah dan menaikkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Jadi, jika Anda merokok, Anda harus hati-hati mengonsumsi obat-obatan. “Estrogen, yang ditemukan di beberapa pil KB, bisa menyebabkan darah mudah membeku,” kata Mary Jane Minkin, MD, pakar di bidang kandungan dan kebidanan di Yale School of Medicine. Jika sejak awal dokter Anda mengetahui bahwa Anda perokok, ia akan menyarankan KB dengan pil yang hanya berisi progestin, menggunakan IUD, atau injeksi Depo-Provera.

Lebih jauh, kenapa Anda merasa bukan perokok hanya gara-gara berpikir cuma sesekali menghisapnya? Bagaimana pun, merokok bukan kebiasaan yang mudah dikontrol. Sebuah penelitian membuktikan bahwa satu dari lima orang yang awalnya merokok hanya untuk pergaulan akhirnya menjadi pecandu: perokok aktif.

“Semua baik-baik saja kok, sama seperti pemeriksaan sebelumnya.”

Ketika Anda ditanya, “Apa yang Anda rasakan? Apa yang terjadi?” jawaban yang diharapkan dokter bukan hanya yang bersifat medis. Boleh juga Anda jelaskan bahwa hubungan Anda dengan pasangan sedang tidak baik, Anda sedang ada masalah dalam pekerjaan, atau terlibat utang. Mengapa? Karena semua hal tersebut bisa memicu penyakit tekanan darah tinggi, migren, sakit perut atau jantung berdebar. “Hormon stres, cortisol bisa menekan hormon-hormon lain, seperti estrogen dan progesteron,” kata Jerilynn Prior, M.D, pimpinan the Center for Menstrual Cycle and Ovulation Research di University of British Columbia. Akibatnya bisa lebih parah dari sekedar mengganggu siklus menstruasi, karena estrogen berguna untuk mencegah kerapuhan tulang dan progesterone membantu pertumbuhan tulang.

Stres untuk waktu yang lama akan memengaruhi kesehatan. Berita baiknya: banyak hal bisa dilakukan agar terhindar dari stres. Dokter Anda pasti merekomendasikan penghilang stres seperti latihan relaksasi atau yoga. Untuk beberapa kasus, Anda bisa juga diarahkan menemui ahli kesehatan mental yang akan membantu Anda menyelesaikan akar masalah.

“Saya tidak minum obat apa pun.”

Lebih dari 50 persen penduduk Amerika mengonsumsi suplemen. Ini adalah hasil penelitian Centers for Disease Control and Prevention. Beberapa ramuan natural mungkin Anda anggap hal remeh, tapi bisa jadi hal besar bagi dokter Anda. “Beberapa tahun silam, sempat terkenal sebuah pil yang konon bisa mengatasi PMS. Namun pada akhirnya diketahui juga bahwa pil tersebut menghambat kerja pil KB,” kata anggota penasehat FITNESS, Mark Moyad, M.D., yang juga direktur divisi pengobatan alternatif di The University of Michigan Medical Center.

Banyak “tabrakan” yang harus diwaspadai. Mengonsumsi gingseng dan obat antidepresi pada saat yang bersamaan bisa membuat Anda berisiko mengalami sindrom serotonin, yang menyebabkan diare, suhu tubuh tinggi, hingga kejang. Contoh lain adalah konsumsi minyak ikan. Karena sifatnya yang mengencerkan darah, seharusnya minyak ikan tak dikonsumsi paling lama seminggu sebelum berobat gigi atau melakukan operasi. Jangan juga mencampurkan minyak ikan dengan pengencer darah lain, seperti aspirin, tanpa konsultasi terhadap dokter. Vitamin juga tak boleh diasup sembarangan. Terlalu banyak vitamin D bisa memicu timbulnya batu ginjal, sementara vitamin C yang dikonsumsi terlalu sering bisa membuat Anda mengalami panas dalam.

Jadi, saat konsultasi dokter, bawalah daftar semua yang sudah Anda konsumsi, termasuk vitamin, suplemen, atau obat-obatan baik dari resep dokter maupun yang dijual bebas. [initial]

Lanjutan: Jangan Bohong Pada Dokter! II

Source: Fitness Magazine, Edisi Februari 2012, Halaman 85

(fitness/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading