Vemale.com- Dalam beberapa dekade terakhir, wanita dituntut untuk lebih mandiri, sejajar dengan pria, salah satunya dengan karir dan penghasilan yang sejajar dengan pria. Hal tersebut disambut baik karena wanita bisa membuktikan kinerja dan kecakapan yang sama dengan pria. Tetapi berita buruknya, semakin baik pendapatan wanita, semakin besar risiko mereka untuk menjadi perokok.
Jutaan wanita di negara berkembang, misalnya Australia, USA, Kanada, Swedia, Norwagia lebih berisiko terkena penyakit dan kematian dini pada dekade berikutnya. Jumlah wanita perokok hampir sama dengan para pria. Hal ini disebabkan karena pada negara-negara tersebut, status perempuan hampir sejajar dengan laki-laki. Itulah kesimpulan data statistik yang dibuat perwakilan dari WHO pada 74 negara.
Douglas Bettcher, WHO Perwakilan, menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan perlunya otoritas negara-negara berkembang untuk bertindak cepat dan tegas agar bisa mengurangi jumlah wanita perokok. Menurutnya, epidemi tembakau di negara-negara tersebut masih dalam tahap awal, tetapi dapat menyebar dengan cepat jika memperhitungkan tren global.
Advertisement
Beberapa langkah yang diusulkan WHO antara lain menekan atau melarang iklan produk tembakau, terutama yang berhubungan dengan wanita. Menambah pendidikan bahwa tembakau dapat membunuh para perokok. Sebagai tambahan, setiap tahun, 5 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat merokok. Jika dibiarkan tanpa tindakan, jumlah ini akan meningkat menjadi 8 juta pada tahun 2030.
Love your body, keep your health, Ladies!
(vem/yel)