Sukses

Beauty

Kenali Problema Seputar Perut

Vemale.com - Sebelum Anda siap menaklukkan rasa lapar di bulan puasa, kenali dulu beberapa gangguan pencernaan yang seringkali muncul dan bisa menggagalkan niat hidup sehat Anda. Ayo, raih tubuh ramping dan tetap bugar saat berpuasa. Saluran pencernaan menjadi salah satu area sensitif di tubuh yang bisa jadi pemicu beragam penyakit. Hal ini terjadi karena saluran pencernaan merupakan jalan masuknya beragam zat dari luar ke dalam tubuh. Jika kondisi imunitas tubuh tak kuat maka sangat mungkin virus, bakteri atau pun zat buruk lainnya menimbulkan gangguan kesehatan. PROBLEMA MAG Penyakit ini paling sering disebut jika seseorang mengalami gangguan perut melilit atau nyeri pada area pencernaan. Mag merupakan penyakit yang menyerang lambung atau alat pencernaan berupa rasa tidak nyaman dan sakit pada ulu hati, menimbulkan rasa mual, muntah dan kembung. Penyebab: penyakit mag dapat digolongkan menjadi dua, yakni mag fungsional dan mag organik. Mag fungsional bukan terjadi karena adanya luka pada lambung. Namun, disebabkan karena buruknya pola makan dan sering mengasup makanan pedas, asam maupun minuman bersoda dan merokok. Sementara mag organik terjadi karena adanya kelainan anatomi atau terjadi luka pada usus dua belas jari atau lambung. Gejala: penderita mag biasanya merasakan perih seperti ditusuk-tusuk pada lambung, mudah merasa kenyang saat makan, merasa seperti masuk angin karena sering bersendawa dan perut kembung. Pencegahan: “Tinggalkan kebiasaan memasukkan zat tidak baik ke dalam tubuh seperti minuman bersoda dan rokok. Uniknya, pada penderita mag fungsional, problema mag menjadi membaik karena berpuasa. Ini karena secara klinis, mag adalah penyakit yang ditimbulkan karena ketidakteraturan pola makan sehari-hari. Pada bulan puasa penderita mag otomatis jadi punya pola makan yang teratur di pagi dan sore hari. Asupannya pun pasti terjaga karena pastinya hidangan sahur dan berbuka puasa dipilih dengan baik dan benar. Jika Anda merasa khawatir mag kambuh atau nyeri, maka bisa mengonsumsi obat jenis antacid kala sahur dan berbuka puasa. Untuk pemeriksaan lebih lanjut lakukan endoskopi untuk melihat apakah ada kelainan pada usus atau lambung,” ujar Dr. Usman Markum SpPD. PROBLEMA GERD Gastroesphageal Reflux Disease alias GERD merupakan penyakit yang disebabkan naiknya isi lambung berupa gas ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan rasa nyeri pada dada (heartbun) dan menyebabkan luka pada kerongkongan. “Kasus gangguan pencernaan selama ini terjadi hanya menyerang usus atau lambung. Tapi GERD menyerang dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan,” ujar Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH-MMB. Jika dibiarkan tanpa pengobatan GERD dapat menjadi pemicu risiko kanker kerongkongan akibat adanya luka atau jaringan baru di kerongkongan. Penyebab: GERD lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Problema kesehatan ini disebabkan lantaran pola makan tidak teratur, mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan, mengasup makanan tinggi lemak dan kurang gerak. Gejala: mirip seperti mag, dengan rasa mual, dan nyeri di kerongkongan, muncul batuk kronis di malam hari, munculnya radang tenggorokan, suara serak dan sesak napas. Hal yang paling utama adalah timbul nyeri di dada dan adanya regurgitasi yakni rasa pahit pada mulut akibat aliran asam yang naik hingga rongga mulut. Berat badan menurun, kulit pucat, muntah darah dan kesulitan menelan. Pencegahan: atur pola makan secara tepat dan sehat, hindari mengonsumsi makanan berlemak tinggi, berhenti merokok, kurangi kopi dan alkohol. Satu hal penting yang perlu dicatat yaitu: semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka makin besar resiko terkena GERD. Selain itu, jangan stres dan anutlah sikap hidup positif, karena kondisi psikis yang terganggu bisa mendorong produksi asam lambung berlebih. PROBLEMA KONSTIPASI Susah buang air besar (BAB) atau secara medis disebut konstipasi merupakan gejala yang bisa dianggap remeh. Dalam tingkat kronis, masalah susah BAB dapat berujung pada timbulnya kanker usus besar. Dari tahun ke tahun, angka penderita konstipasi semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat pola makan yang tidak teratur. Penyebab: Konstipasi dapat terjadi karena dua hal yakni susah BAB fungsional dan organik. Konstipasi fungsional biasa disebut Irritated Bowel Syndrom (IBS) yang terjadi akibat gaya hidup dan pola makan yang salah. Sementara konstipasi bersifat organik terjadi karena adanya kelainan sel saraf pada usus. Gejala: Kondisi munculnya konstipasi dapat dilihat secara jelas yakni frekuensi BAB yang terjadi kurang dari tiga kali dalam seminggu. Jika seseorang hanya BAB dua kali dalam seminggu maka bisa dibilang sudah menderita konstipasi. Selain itu jika dalam proses BAB kesulitan serta kondisi feses yang tidak normal terjadi selama kurun waktu tiga bulan maka sudah tergolong konstipasi kronis. Pencegahan: “Jangan malas bergerak! Mereka yang lebih banyak duduk atau hanya bergerak terbatas di dalam ruangan, berpotensi besar untuk memicu IBS. Perbanyak aktivitas fisik dan olahraga secara teratur,” ujar Dr. Ari Fahrial. Tak ingin menderita konstipasi? Mulai sekarang perbanyak mengonsumsi makanan berserat, lebih rajin lagi beraktivitas fisik, rutin minum air putih secara cukup, dan mengonsumsi probiotik. PROBLEMA DIARE Penyakit ini sering dianggap penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare telah membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita. Diare bukanlah sebuah penyakit yang bisa dianggap remeh terutama pada anak. Sementara pada orang dewasa, diare juga harus diwaspadai, karena bisa menjadi tanda munculnya penyakit IBS. Diare merupakan frekuensi atau jumlah BAB yang menjadi lebih sering dan keluar dalam bentuk cair ketimbang padat. Diare pada orang dewasa, selain bisa terjadi karena bakteri, dapat disebabkan pola makan (makanan bersantan, pedas) dan stres. “Diare yang terjadi berulang akibat infeksi amuba diduga penyebab terjadi pemicu kanker pada usus,” ujar Dr. Aru W. Sudoyo, PhD. Penyebab: Selain terjadi akibat adanya virus, bakteri, dan parasit yang menempel pada makanan atau minuman, diare bisa disebabkan oleh pikiran stres, alergi obat-obatan, dan gangguan enzim. Gejala: Diare pada umumnya terjadi jika penderita mengalami proses BAB dengan frekuensi berlebihan atau sering dengan kondisi feses yang tidak normal atau cair. Waspada jika diare disertai dengan adanya dehidrasi berlebihan seperti mulut yang kering, rasa haus yang sangat, kuku tangan dan kaki menjadi dingin. Jika terkena diare, segera banyak minum cairan elektrolit. Pencegahan: Cuci tangan sebelum makan pada air yang mengalir. Tingkatkan kinerja saluran pencernaan dengan mengonsumsi probiotik secara teratur dan hindari makanan yang kurang bersih. [initial] Source: Fitness Magazine, Edisi Agustus 2011, Halaman 77
(Fitness/miw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading