Sukses

Lifestyle

Mooryati Soedibyo Dari Urusan Kecantikan ke Politik

Vemale.com - Oleh:Puput Puji Lestari

Kepercayaan diri itulah yang mendorong Mooryati Soedibyo mencoba eksis. Mungkin banyak orang yang menyangka terlahir sebagai keluarga bangsawan di keraton menyenangkan. Semua serba dilayani dan tersedia. Tapi ketersediaan semua hal ternyata tidak bisa membendung kemauan Mooryati Soedibyo. Berawal dari restu suami, Mooryati mengolah resep kecantikan keraton dari bahan-bahan alami sebagai barang dagangan. Seiring waktu usahanya berkembang, lahirlah Mustika Ratu.

Memiliki kedudukan dan kekayaan ternyata tak menyurutkan semangatnya untuk belajar hal-hal baru. Di tengah kesibukannya Mooryati menyelesaikan studi S2 dan saat ini sedang menyelesaikan S3. Mungkin dalam benak kita akan bertanya, apa yang beliau cari? Harta cukup, keluarga mapan, dan hidup tenang. "Gairah untuk belajar hal-hal baru itu menyenangkan. Saya menyukainya, meskipun kadang ada perasaan canggung karena yang jadi dosen jauh lebih muda dari saya," ungkapnya saat berbincang dalam peluncuran bukunya berjudul Transforming Woman's Voices.

Pengalamannya di rumah sakit, melihat bayi baru lahir membiru dan tidak segera mendapat pertolongan medis karena alasan ekonomi membuatnya tersentak. "Saya akui sebagai cucu saya, saya heran sudah biru kok nggak segera ditangani. Ini ada yang salah dengan kaum saya. Kesadaran ini yang membuat saya tergerak berkecimpung di dunia politik," katanya.

Dunia politik memungkinkan Mooryati untuk memperjuangkan hak wanita lebih besar. "Saya harap perempuan punya kesempatan lebih besar. Pendidikan itu penting agar bisa memperjuangkan hak," ujarnya. Harapan dan kisah perjuangannya saat menjadi anggota MPR terangkum dalam buku yang berisi cerita dan foto-foto dokumentasi.

Peluncuran tersebut sengaja dilakukan bertepatan dengan peringatan ke-103 Hari Kebangkitan Nasional, Jumat (20/5), di Jakarta, sebagai penanda semangatnya untuk selalu bangkit. "Saya terinspirasi surat-surat Kartini. Beliau tidak peduli apakah perjuangannya mencapai hasil yang dia harapkan, meskipun terjal dan berliku Kartini merasa bangga karena sudah berani membuka dan melalui jalan perjuangan penyetaraan hak dan kewajiban perempuan," katanya.

Memasuki usia 83, mantan Wakil Ketua MPR RI periode 2004-2009 Dr. BRA Mooryati Soedibyo tak mau pensiun begitu saja. "Buku ini bentuk refleksi diri saya selama lima tahun mengemban tugas memperjuangkan aspirasi masyarakat di bidang agama, pendidikan, kesehatan, perempuan, kesejahteraan sosial, budaya dan pemuda. Saya berharap dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya," ungkapnya.

Mooryati mengenang masa-masa dia mencoba merintis jalan mulai dari bisnis hingga ke parlemen. '"Tradisi yang ada masih berlaku di Indonesia ini adalah tradisi patriarkal. Tradisi di mana wanita tidak diizinkan untuk bekerja atau melakukan usaha, bisnis, karena bisa mengurangi wibawa suami. Banyak pembatasan-pembatasan bagi seorang wanita untuk berbisnis, mencari uang. Saya sendiri berusaha keluar dari kenyamanan keraton dan mendapat izin suami untuk berbisnis,'" katanya.

Dengan bekal kekuatan-kekuatan itu, Mooryati yakin perempuan Indonesia akan mampu mengatasi berbagai tantangan yang muncul sebagai dampak sosio-kultural yang tidak ramah terhadap perempuan.

Hal tersebut disetujui oleh Nadya Mulya. "Pengalaman saya mengikuti pemilihan Puteri Indonesia tahun 2004 memberi saya kesempatan mengenal sosok Bu Mooryati. Dari Beliau saya mendapat dorongan kuat untuk selalu maju dan belajar," tuturnya.

(vem/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading