Sukses

Lifestyle

Biyan Wanaatmadja

Vemale.com - Tiga belas tahun sudah majalah Cosmopolitan Indonesia mewarnai dunia mode tanah air. Selama itu pula, halaman-halaman fashion majalah Cosmo telah memberi aspirasi bagi para fun fearless female. Selama itu pula, nama besar Biyan Wanaatmadja turut memberi warna dalam perjalanan content fashion majalah asal Amerika ini. Mulai dari pemotretan halaman mode, artikel Outfit Advice, hingga Fashion News dengan kabar-kabar yang menyegarkan hasrat wanita Cosmo untuk tampil stylish. Desainer fashion asal Surabaya yang telah 27 tahun berkarya ini memang telah dikenal pecinta dunia fashion Indonesia lewat empat lini besarnya yaitu Biyan, sebagai first line, Studio 133 Biyan, Biyan Bride dan X(S.M.L). Tak hanya di Indonesia, Biyan mampu membuat para penikmat fashion dari luar negeri turut membeli rancangannya. Tak mengherankan jika prestasinya membuat para pembaca Cosmo memilihnya sebagai The ‘It’ designer pada kategori Cosmo Reader’s Choice Award 2011. Saat ditanya mengenai dirinya yang terpilih, suatu sore di The Papilion Duo, Pasific Place, Jakarta, ia hanya berujar sambil menikmati potongan eclair, “Reader Choice’s Award is helping to create the awareness, dan tentunya akan semakin mendekatkan kepada para pembacanya.” Well, semoga rancangan Biyan bisa semakin dekat dan memberi inspirasi bagi perempuan negeri katulistiwa ini. Dan tentunya, Anda, pembaca setia Cosmo. Simak perbincangan Cosmo dan Biyan berikut! Bertumbuhnya industri fashion serta kemudahan akses informasi membuat dunia semakin kompetitif. Apa tantangan terbesar bagi Anda sebagai seorang desainer saat ini? Fashion kini bukan lagi milik sekelumit orang tertentu. Fashion now is everywhere and people have so many choices. Sepuluh tahun yang lalu, saat informasi masih sulit untuk diakses, sesuatu justru bisa terlihat luar biasa, akan tetap dengan kondisi di masa kini, dimana kemudahan menjangkau informasi sudah semakin mudah, banyak hal lebih terkesan biasa, termasuk dalam dunia desain. Namun kemampuan berkarya untuk terus memberi jawaban pada sebuah kerinduan menjadikan wanita tampak lebih cantik dengan menciptakan sesuatu yang unik dan spesial, merupakan tantangan terbesar bagi saya. We should only do something that we believe we’re good at, and it will give you a good result. Selama 27 tahun, pelajaran terbaik apa yang pernah Anda dapatkan sebagai seorang desainer? Banyak pelajaran yang saya dapat, dan bukan semata-mata segala sesuatu yang menyangkut kreativitas. Setiap hari saya dapat bertemu dengan begitu banyak orang yang memiliki karakter dan personality yang beragam, dan hal tersebut merupakan suatu anugerah dan pengalaman yang berharga bagi saya terutama di dalam pekerjaan saya. Understanding adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan, khususnya dalam relationship hingga partnership. Kita harus mampu untuk dapat menyamakan banyak hal seperti visi dan persepsi. Sebagai desainer saya harus bisa berbagai knowledge, ide, serta misi. Untuk dapat memiliki team work yang baik, kita harus mau berbagi mengenai banyak hal dan bertumbuh bersama dalam rasa saling percaya. Keberhasilan saya adalah merupakan hasil kerja tim yang baik. Setelah saya lulus sekolah dan memulai karier, saya harus memulai segala sesuatunya dari bawah, dan saya melalui semua proses yang dibutuhkan seseorang untuk dapat bertumbuh dengan lebih dewasa, termasuk merasakan bagaimana untuk tidak selalu diterima dan ditolak. Selama 27 tahun berkarier, ada satu hal yang tidak pernah saya lupakan yaitu, it’s all about blessing, dimana begitu banyak support yang saya dapatkan dari begitu banyak orang mulai dari keluarga, sahabat, tim kerja, klien, hingga rekan media. Selain itu saya tak pernah lupa akan apa yang pernah dikatakan oleh ibu saya, “Just simply give the best what you can do.” Dalam membangun X(S.M.L), pencapaian selama 11 tahun tentu bukan waktu yang singkat. Membina relasi bersama partnership pasti bukan pula perkara mudah. Bagaimana Anda menyikapinya? Sebelas tahun yang lalu, ketika saya masih aktif di IPMI (Ikatan Perancang Mode Indonesia), banyak di-encourage untuk bisa bekerja sama dengan a big factory. Surely, it was a everybody’s dreams. Sebelum bergabung di X(S.M.L) saya banyak mendapat tawaran untuk bekerja sama dengan berbagai pihak. Namun akhirnya jika sesuatu bukan merupakan kesempatan yang tepat, maka semua itu juga tidak akan berlanjut. Saya yakin partnership saya selama sebelas tahun bersama Ibu Bernarthy merupakan sebuah anugerah dimana kami diberikan chemistry yang cocok. Akhir tahun lalu, Anda baru saja meluncurkan lini aksesori ‘Biyan’ di Lane Crawford, IFC Mall, Hongkong. Apa ide awal Anda, dan bagaimana kiat memasuki pasar global? Embelishment merupakan salah satu signature dari Biyan. Pada awalnya sering sekali saya membuat embelishment di dress ataupun jaket yang menjadi signature pieces dari Biyan. Dari hal ini, banyak para clientele yang turut memberi input bagaimana seandainya embelishment tersebut dapat dipakai secara terpisah. Hal tersebut merupakan awal mula kita mengembangkan desain aksesori yang dipakai sebagai bagian daripada koleksi Biyan, ataupun dapat dilepas dan dipakai dengan t-shirt biasa atau busana yang sudah dimiliki oleh masing-masing pelanggan. Saya tidak mempunyai kiat khusus dalam hal go international, karena buat saya bekerja di Indonesia maupun go international sama pentingnya, dan saya percaya bahwa Indonesia juga merupakan bagian penting dari dunia internasional. Hal ini dapat saya sampaikan karena meskipun boutique saya berlokasi di Jakarta akan tetapi banyak sekali pelanggan saya yang juga berasal dari berbagai negara. Retrospeksi : 1983 Biyan magang pada salah satu rumah mode ternama, Enrico Coveri, Florence, Italia. 1984 Sekembalinya dari studi di Eropa, Biyan memulai koleksinya dengan label ‘Biyan’. 1989 Kiprah di dunia fashion tanah air mulai bergaung dengan dianugerahi gelar Best Indonesian’s Designer versi Indonesian Fashion Journalist. Keseriusan di dunia bisnis retail mulai dirintis pembukaan butik Biyan di Pondok Indah Mall dan Saga mall, Singapura. Disusul kemudian pembukaan butik Studio 133 di Citraland Mall. 1999 Biyan merilis X(S.M.L) busana siap pakai kasual yang modern, minimalis, dan affordable. Reputasi Biyan pada blantika global kian terbukti dengan tersedianya koleksi ‘Biyan’ pada salah satu retail ternama di Hongkong dan Taipei, Joyce. 2004 Biyan Bride, pertama kalinya diperkenalkan, yang dilengkapi dengan wedding registry dan Biyan Living. 2005 Bersama Harper’s Bazaar Biyan mengadakan annual show, ‘Poetry’ di Ritz Carlton, Jakarta. Menampilkan koleksi Studio 133 untuk The Link, Singapura pada special trunk show. 2006 Show tunggal bersama Harper’s Bazaar, Belle di Hotel Mulia Jakarta. Biyan pun mendapatkan penghargaan pada Nokia Fashion Award dengan kategori Best Designer. Biyan Bride secara eksklusif hadir di The Papilion, Jakarta. 2007 Biyan kembali menampilkan annual show bersama Harper’s Bazaar dengan tema ‘Dessert Rose’ di The Hotel Mulia, Jakarta. 2008 : Biyan Bride berkolaborasi dengan event designer asal New York. Preston Bailey dengan menghadirkan special event bertajuk ‘Inspiration’ di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta. 2009 Pasar menjadi inspirasi annual show bersama Harper’s Bazaar, ‘Sense’ di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Biyan juga membuka butik dengan konsep quirky elegance atmosphere. 2010 Biyan menyuguhkan banyak annual show mulai dari ‘As Time Goes By’ untuk first line, X(S.M.L) dalam merayakan satu dekade bertitel ‘Caravan’. Terakhir, Studio 133 Biyan, ‘Kolase Keanggunan.’ [initial] Source: Cosmopolitan Edisi Februari 2011, halaman 263 Provided by:
(Cosmo/wsw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    Loading