Sukses

Lifestyle

Ina Madjidhan: Kegiatan Sosial Itu a Full-Time Job!

Kesempurnaan duniawi tidak selalu didefinisikan dengan kebahagiaan hakiki. Ina Madjidhan, seorang pengajar senam dengan kehidupan yang mapan, suami suportif yang baik hati, seorang anak berbakti yang semua ibu harapkan, adalah satu di antara sedikit orang yang merasakan hal tersebut. Kehidupan nyaris sempurna yang ia miliki tidak membuatnya tinggi hati, tapi justru mengingatkannya untuk berbagi.

Semua ini dimulai pada sebuah hari Rabu di bulan Mei 2010. Seusai menunaikan ibadah, Ina bercerita beberapa hal tentang hidupnya. “Saya merasa hidup saya sama saja. Hari ini, kemarin, minggu lalu,” ungkapnya. “Ibarat gelas, saat ini hidup saya sudah ‘penuh’ dan saya butuh ‘air baru’ untuk mengisi gelas saya,” “Dan caranya tentu adalah dengan ‘menuangkan air’ yang telah mengisi penuh gelas saya tersebut,” ujar wanita yang berusia hampir 40 tahun ini.

Setelah malam itu, Ina sendiri pun langsung berinisiatif untuk membagikan nasi bungkus kepada masyarakat tak mampu, “Saya seorang muslim, dan di agama saya setiap butiran nasi yang kita berikan ke orang lain itu terkandung doa.” Berkat bantuan darI beberapa temannya, dari yang awalnya hanya berniat membagikan 50 nasi bungkus, bertambah menjadi 750 bungkus. Inilah awal dari gerakan Nasiku Nasimu yang ia pelopori. Selain gerakan tersebut, Ina pun membentuk sebuah komunitas sosial yang dinamakan dengan Gerakan Berbagi. Memfokuskan pada masalah pangan, pendidikan, kesehatan, dan tanggap darurat (khusus untuk bencana), gerakan ini mencakup 4 aspek sosial yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. 'Gerakan serakah', bila mengutip seloroh yang dilontarkan oleh Ina.

Komunitas ini kini telah memiliki cukup banyak ‘penggiat’ aktif, dan terus terbuka untuk siapa saja yang tertarik untuk berbagi, “Kita percaya setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk melakukan kebaikan.” ujarnya mantap.

Namun, banyaknya para penggiat sosial di luar sana, tidak membuat Ina yang termasuk ke dalam kaum sosialita ibukota ini merasakan kemudahan dalam meyakinkan orang-orang terdekatnya. “Saya banyak kehilangan teman-teman saya. Mereka yang mempertanyakan kenapa saya terjun hingga segini dalamnya, dan mereka yang merasa saya tidak punya waktu lagi untuk mereka,” ungkapnya sambil sesekali berusaha menahan air matanya. “Teman saya mungkin segelintir, maka memang ya segelintir teman itulah yang mengerti.”

Di tengah berbagai ‘serangan’ yang ia terima, ia diberkati oleh keluarga luar biasa yang selalu mendukungnya. Anak perempuannya, Zahra, pun jatuh tidak jauh dari pohonnya. “Saya merasa saya tidak perlu mengajarkan, saya hanya harus mencontohkan,“ ujarnya. “Dengan ia (Zahra -red) mengerti kegiatan ibunya dan tidak keberatan ibunya ‘dibagi’ dengan anak-anak yang membutuhkan lainnya, itu sudah merupakan kebahagiaan tersendiri,”

Dengan semangat yang ia raih dari keluarga dan teman-teman terdekatnya tersebut, Ina jauh dari kata berhenti. “Saya jatuh cinta setiap hari. Kegiatan sosial itu a full time job. Mereka yang membutuhkan akan selalu ada, akan selalu butuh kita.” ucapnya tulus, yang menutup cengkerama penuh inspirasi di Poste siang itu. (9/10)

Bagi Ladies yang berminat untuk ikut serta dalam Gerakan Berbagi, bisa menghubungi:

www.gerakanberbagi.com

@inagibol

@donorsiaga

(vem/diy/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading