Sukses

Lifestyle

Fitria Yusuf Bercerita Lewat Hermes Temptation

Vemale.com- Chatty Chant: Fitria Yusuf, seorang penulis buku, Entrepreneur

Chantal Della Concetta (Ch): Saya sedang membaca HERMES TEMPTATION, buku baru Fifi dengan Alexandra Dewi. Terus terang sulit sekali mencari buku ini sejak pertama kali direkomendasikan Andra Alodita di bulan Februari. Tiap ke toko buku, habis. But now, finally I have one in my hands :)

Now, di buku ini Fifi dan Dewi menceritakan bagaimana obsesi perempuan terhadap Hermes. Saat saya membaca, saya bahkan tak tahu bedanya birkin dan kelly's (oh forgive me for I have sins). So tell me why is this book is so interesting to read, even for someone like me who never dreams of carrying Hermes in my hands?

Fitria Yusuf (FY): "This book is interesting because it features short stories based on true experiences that occurs while me and Dewi were a reseller of Hermes bags. However what makes it amusing is because what we discuss in the book is related with the social phenomenon where a bag or a brand can be associated with a person's social status. Besides that Hermes bags are very popular in Indonesia and all over the world. Hermes bags, especially Birkin and Kelly have became the must have items for certain community. Therefore I believe this book enables the reader to somehow relate with the stories that are told in the book.  Apart from that , you can also find basic information about the type of bags and leather of Hermes Bags that can be used as a guidance before purchasing the bags."

"Buku ini sangat menarik karena di dalamnya menceritakan beberapa pengalaman yang saya dapat bersama Dewi ketika menjadi seorang reseller tas Hermes. Menariknya, tas ini menjadi bagian dari fenomena sosial, di mana tas dan brandnya mempengaruhi status sosial seseorang. Di samping itu, tas ini sangat populer di Indonesia dan seluruh dunia, khususnya Birkin dan Kelly, yang juga menjadi must have item bagi beberapa komunitas. Untuk itu, saya percaya bahwa buku ini sangat berarti bagi sebagian orang dan juga memberikan info mendasar tentang ragam jenis tas Hermes, serta bagaimana cara membelinya."

(Ch): Apakah rasa percaya diri berbanding lurus dengan kepemilikan tas Hermes?

(FU): Seharusnya tidak begitu karena menurut saya percaya diri harus timbul dari diri sendiri dan rasa syukur akan berkah yang dimiliki. Namun untuk sebagian orang kepemilikan tas Hermes atau barang-barang mewah bisa jadi cara untuk memompa rasa percaya diri. Tetapi kembali ke pribadi masing-masing tentunya. Saya sendiri percaya kalau self confidence harus dipupuk dari dalam hati.

(Ch): Bagaimana dengan orang yang ingin mencapai tingkat status sosial tertentu namun tidak mampu secara finansial sehingga jalan yang diambil adalah menggunakan tas palsu (kita tahu bahkan ada istilah KW super)?

(FY): Hal ini tidak bisa dihindari karena peer pressure yang ada terutama di ibu kota. Chantal pasti tahu kalau Indonesia memiliki budaya kumpul-kumpul dengan teman-teman. Nah apabila semua teman punya sebuah tas, rasanya kurang afdol jika satu orang tidak punya. Memang hal ini memicu sehingga kadang-kadang memaksakan memiliki sesuatu benda meski budget dan kebutuhan tidak mendesak. Untuk itu perlu untuk memiliki rasa percaya diri dan kemampuan memilah prioritas sehingga tidak memaksakan diri.

(Ch): Apa yang ingin Fifi sampaikan kepada perempuan-perempuan yang sangat terobsesi dengan fashion item sampai lupa diri, lupa limit kartu kredit, dan lupa prioritas hidup?

(FY): Pesan dari saya hanya satu bahwa jangan sampai kita menilai sesuatu dari materi. Tidak berarti jika Anda memiliki tas Hermes Anda berhak merasa menjadi superior terhadap sesama namun jika tidak memilikinya jangan membuat Anda merasa inferior dan jadi minder.

(Ch): Selain HERMES TEMPTATION, Fifi juga sudah menulis beberapa buku lain. Apa kenikmatan dari menulis?

(FY): iya saya menulis buku Little Pink Book : Jakarta Style and Shopping Guide. Selain itu juga akan meluncurkan buku baru tentang beauty.  Saya suka menulis karena dapat berbagi pengalaman dan tips pada pembaca. Selain itu dengan menulis dapat mengajak pembaca untuk berdiskusi secara tidak langsung dengan harapan maksud dan pesan positif saya dapat diterima oleh mereka.  

(Ch): Apa arti sukses bagi Fifi? dan apakah Fifi sudah mencapainya?

(FY): Sukses buat saya adalah ketika keberhasilan dan prestasi saya dapat memberikan saya pengalaman dan pelajaran yang membuat saya maju dan menjadi orang yang lebih baik. Selain itu sukses sendiri merupakan fase di mana tidak berarti ketika sukses jadi takabur dan tidak lagi termotivasi. Saya percaya hidup itu harus terus berkembang. Saat ini saya pernah mencapai kesuksesan tapi saya ingin terus sukses dalam hal-hal dan prestasi lainnya.

(Ch): Menurut Fifi, apakah perempuan harus mandiri?

(FY): ya tentunya harus tanpa melupakan kodrat perempuan dan tetap hormat pada pasangan. Saya bukan feminis tapi saya selalu percaya wanita dapat sejajar dengan pria. tetapi saya selalu percaya kalau perempuan itu harus hormat dan menghargai pria terutama apabila pria tersebut adalah suaminya.

(Ch): Apa kebahagiaan terbesar bagi Fifi saat sudah mandiri?

FY : Ketika mandiri saya dapat ikut berpartisipasi dengan penghasilan sendiri dalam melestarikan hutan lewat program Sumatra Orang Utan society di mana saya menanamkan 30.000 pohon di Sumatra di lokasi yang telah terjadi land clearing. Selain itu saya dapat memanjakan keluarga dengan hasil keringat saya. Saya bersyukur sekali memiliki kesempatan seperti ini.

(Ch): Perempuan adalah..

(FY): a figure that supposed to be a sanctuary and a shelter as well as a pillar and a strength for her surroundings

(vem/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading