Sukses

Lifestyle

Aku Memiliki Kelainan Skoliosis, Tak Apa, Aku Tetap Cinta Tubuhku

Sejauh ini, Vemale.com banyak menerima kisah untuk Lomba Menulis #MyBodyMyPride mengenai tubuh gemuk, kurus, kulit hitam dan sebagainya. Kisah kali ini bisa membuka mata kita untuk aware dengan tubuh, bahkan bagian tubuh terdalam yang tidak tampak mata.

***

Hallo sahabat vemale.com. Perkenalkan namaku Ani.

Pernahkah sahabat mengalami situasi dimana kalian merasa berada di titik terendah dalam hidupmu? Merasa putus asa? 

Iya, aku menjalani pengalaman tersebut tahun lalu. Tepatnya pada masa awal aku masuk kuliah di salah satu kampus terfavorit negeri ini. Sebelumnya, aku adalah perempuan dengan penuh percaya diri dan selalu bersemangat. Namun, semua berubah saat aku mengetahui suatu hal. Berlembar-lembar hasil rontgen dan surat hasil pemeriksaan menyatakan bahwa aku mengalami kelainan tulang belakang, skoliosis.

Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan tulang belakang. Yang aku alami adalah skoliosis dengan kelainan tulang belakang berbentuk S. Hal ini menyebabkan tulang pinggul dan pundakku tidak simetris, ada satu sisi yang lebih tinggi. Lekukan pinggang pun tidak sempurna, terdapat satu sisi yang sangat cekung ke dalam. Iya. Ini semua karena skoliosisku sudah berada pada tahap yang terhitung parah. 

Mengetahui kenyataan bahwa aku sebagai skolioser (pengidap skoliosis) membuatku susah tidur, menangis sepanjang malam, meratapi tubuhku sendiri, dan selalu menangis saat berdoa kepada Tuhan yang sudah membuatkan tubuhku seperti ini. Berdasarkan informasi dokter, skoliosisku ini tidak diketahui penyebabnya, istilahnya template tulang yang diciptakan Tuhan untukku ya memang seperti ini. Pertanyaan itu langsung menyergap kepalaku. Mengapa? Mengapa aku yang dipilih untuk mendapatkan template tulang seperti ini?

Foto: copyright Ani

Seperti yang kalian tahu, tubuh merupakan aset penting bagi perempuan. Gemuk sedikit saja, pasti kebanyakan perempuan langsung uring-uringan. Apalagi aku yang memiliki tubuh yang tak simetris, tak sempurna ini. Semenjak itu aku sangat benci berkaca dengan cermin full body. Aku tidak percaya diri bila harus berjalan atau berada di depan orang lain. Aku tidak mau memakai baju yang harus dimasukkan ke dalam celana atau rok, karena hal ini justru semakin memperlihatkan lekukan pinggangku yang tak simetris ini. Aku takut orang lain menyadari kelainan tubuhku ini. 

Ungkapan Sinis Itu Sempat Membuatku Terpuruk

Beberapa tetangga menyadari tubuhku yang tak simetris ini. “Kok Ani jalannya miring sih?” “Sayang banget, cantik-cantik tapi jalannya miring”. Ungkapan-ungkapan sinis seperti itu membuatku semakin tidak percaya diri, ingin rasanya aku di dalam rumah saja. Menyendiri agar tak ada orang lain yang menyadari skoliosisku ini. Aku mulai tidak semangat menjalani hidup.

Namun, setelah berbulan-bulan meratapi skoliosis ini aku tersadar aku harus tetap semangat menjalani hidup ini, melanjutkan kuliahku, meraih cita-cita aku. Tidak mungkin hanya karena skoliosis ini cita-citaku menjadi terhambat. Dengan skoliosis ini, aku harus buktikan bahwa aku tetap bisa beraktivitas seperti teman-temanku yang lain. Yang dulunya aku takut orang lain mengetahui bahwa aku skoliosis, justru sekarang aku memberitahu mereka agar mereka aware terhadap skoliosis ini, yang sangat berkemungkinan dialami oleh perempuan dan anak-anak.

Sekarang sudah tidak ada kesedihan lagi saat membahas mengenai skoliosis. Bahkan dokterku pun bisa melihat semangatku ini, sehingga beliau mengajak aku untuk menjadi penyemangat bagi para skoliofighter (pejuang skoliosis) lainnya yang mengalami krisis percaya diri. Senang rasanya bisa saling menyemangati sesama skolioser. Berbincang-bincang langsung dengan sesama pejuang skoliosis membuat aku semakin percaya diri dengan tubuh skoliosisku ini. 

Sekarang aku tersadar, akulah yang harus mencintai tubuh ini, bagaimana pun keadaannya. Tidak ada gunanya meratapi kekurangan yang kita miliki. Terlebih lagi bila membandingkan dengan orang lain.

Karena sesungguhnya kecantikan itu tidak melulu mengenai paras cantik dan body aduhai. Tapi mengenai bagaimana sikap kita terhadap tubuh kita sendiri dan juga kebermanfaatan kita bagi orang lain. Kekuranganmu bukan berarti membuatmu lemah, justru dengan kekurangan ini akan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang jauh lebih kuat. Tetap cintai dirimu dan tubuhmu bagaimanapun keadaannya. #MyBodyMyPride

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading