Sukses

Lifestyle

Hatiku Terluka Saat Guru Yang Kuhormati Menyebutku 'Gembrot'

Punya tubuh besar seringkali jadi bahan ejekan. Bahkan seorang guru yang seharusnya memberi contoh baik justru menjadikan tubuh gemuk muridnya sebagai bahan bercandaan dan melukai hatiku teramat dalam. Inilah salah satu kisah dari sahabat Vemale bernama Okta untuk Lomba Menulis #MyBodyMyPride.

***

Yeah my mama she told me, “don’t worry about your size”

Lirik lagu itu terngiang-ngiang tak kala aku sedang memandangi bentuk tubuhku di depan cermin kamarku. Berkali-kali aku berputar, menyamping ke kanan menyamping ke kiri. Perasaanku selalu saja ada yang salah. Kadang-kadang aku bergumam, “Betis-nya terlalu besar”, “Huh, lipatan perutku terlihat sekali.”, “Ya, Tuhan…ada apa dengan payudaraku, kenapa besar sekali”. Kira-kira gumamku seperti itu.

Maklum, sehabis selesai menonton drama korea tadi sore, aku jadi makin tidak pede dengan penampilanku sekarang. Mereka ramping sekali, mau menggunakan pakaian seperti apapun sepertinya selalu cocok dan pas di tubuh mereka. Ditambah lagi jika sesekali menonton girlband korea. Betis mereka… ah sudahlah.

Aku pun pernah mengalami masa-masa ketika aku sangat gemuk sekali bahkan kiloan badanku sampai 70 kg. Di antara teman-temanku aku yang paling gemuk. Maklum, karena umurku masih 22 tahun dan sudah bekerja, kadang setelah gajian aku selalu memanjakan mulutku dengan makanan manis dan berlemak. Pokoknya apa yang dikatakan otakku, “…sepertinya enak…” aku akan langsung mencari dan membelinya. Maka alhasil tubuhku pernah mengalami berat badan yang berlebih.

Foto: copyright librestock.com

Beberapa kali, aku bahkan bertemu dengan teman di jalan, dan mereka sama sekali tidak mengenaliku. Bahkan aku pernah tersenyum pada beberapa orang yang satu sekolah denganku, dan mereka sama sekali tidak mengenaliku. Bayangkan, mereka tidak mengenaliku. Apakah aku segendut itu? Sampai-sampai bentuk wajahku pun berubah, lebih chubby. Dan tubuhku lebih bulat.

Yang lebih parah ketika aku sekolah, seorang guru olahragaku pernah memprekdiksi:

“…Si okta kalau nanti menikah, pasti badannya berubah seperti ibu-ibu, gembrot…”

Seisi kelas tertawa, tapi tidak denganku. Sakit sekali. Apakah memang struktur tubuhku mudah ditebak sehingga bapak guru bisa memprediksi bagaimana bentuk tubuhku 10 tahun ke depan.

Karena ejekan itu, aku pernah mengonsumsi beberapa obat pelangsing instan dan teh jati cina. Memang berat badanku berangsur-angsur turun drastis. Tapi, obat tersebut mempunyai efek samping lain. Aku sering tidak bisa tidur dan merasa jantungku berdebar sangat kencang sekali. Kadang-kadang aku merasakan seperti tersambar petir di dada sebelah kiri. Ketika aku konsultasikan ini kepada orangtuaku, mereka menyuruh aku untuk berhenti mengonsumsi obat pelangsing yang berbahaya tersebut. Inilah efek samping dari obat pelangsing instan. Begitu aku berhenti mengonsumsi, tubuhku sedikit demi sedikit mulai bertambah gemuk kembali.

Foto: copyright librestock.com

Aku depresi sekali, pernah beberapa kali aku merengek dan menangis pada ibuku karena aku mempunyai tubuh yang seperti ini. Di titik ini, aku menyadari betapa tulusnya orangtuaku. Mereka selalu mencari solusi terbaik untuk anaknya. Akhirnya ibuku menyarankan untuk ikut berlatih yoga yang pelatihnya adalah teman baik ibuku. Karena ibuku mau menemani, akhirnya aku rajin sekali untuk berlatih yoga dua kali selama satu minggu.

Hasil yoga memang tidak instan dan tidak secepat mengonsumsi obat pelangsing instan, berat badan tubuhku baru berhasil turun setelah aku rutin yoga selama 3 bulan. Lambat-laun akhirnya aku bisa memiliki bentuk tubuh yang lebih ideal menurutku. Setidaknya ukuran baju all size bisa aku gunakan tanpa harus khawatir kekecilan.

Itulah sedikit kisah perjuanganku menurunkan berat badan. Satu hal yang harus teman-teman ingat, kita tidak pernah bisa memprediksi akan menjadi apa kita dalam 10 tahun, bahkan 3 tahun ke depan. Berusahalah memberikan terbaik untuk diri sendiri, pasti Tuhan memberikan kemudahan dan jawaban asal kita mau berusaha.

Di sisi lain, janganlah merusak masa depan seseorang dengan mengutarakan ejekan ataupun candaan yang bisa melukai hati orang lain. Meski maksudnya bercanda, seringkali bercandaan itu melukai hati teramat dalam. Respect yourself, respect others. Semua akan indah pada waktunya.

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading