Sukses

Lifestyle

Jangan Sampai Pertanyaan ''Kapan...?'' Menjajah Hati & Pikiranmu

Telinga kamu pasti akrab dengan pertanyaan sejenis ini:

"Kamu kapan lulus?"

"Kapan nikah?"

"Kapan punya anak?"

"Kapan mau punya rumah sendiri?"

Dan pertanyaan "Kapan...?" lainnya yang seringkali menjajah hati dan pikiran. Jika kamu sering sebal mendengar pertanyaan yang sama berulang-ulang, kamu tidak sendirian, karena jutaan orang di luar sana juga kesal mendapat pertanyaan yang sama, bahkan saya juga.

Okelah kalau pertanyaannya "Kapan lulus?" mungkin akan lebih mudah dijawab karena yang ditanya punya kontrol dan perkiraan kapan skripsinya selesai dan kapan sidang kelulusan akan diadakan. Tapi bagaimana jika pertanyaannya "Kapan nikah?".

Jika memang sudah ada calonnya dan tanggal pernikahan sudah fix tercetak di undangan pernikahan, menjawabnya akan mudah. Tetapi pada kenyataannya, yang lebih sering menjadi korban pertanyaan ini adalah mereka-mereka yang bahkan pacar saja belum ada. Terlebih lagi, bagi wanita-wanita dewasa yang sudah mendekati batas usia Waspada Kalau Belum Nikah, pertanyaan sesederhana "Kapan nikah?" atau "Kapan ngasi mantu ke mamanya?" bisa menjadi pertanyaan yang melukai hati.

Percayalah, hanya Tuhan yang tahu jawaban dari pertanyaan "Kapan nikah?". Paling-paling jawaban bijak yang bisa saya katakan jika mendapat serangan ini adalah.. "Mohon doanya saja, om/tante, semoga jodoh saya didekatkan,"

Sementara hati saya menjerit "Oh please.. stop it!"

Saya paham kok kalau orang Indonesia suka sekali berbincang-bincang dan menganggap segala pertanyaan adalah bentuk perhatian dan basa-basi. Tapi tahukah kamu, mendapatkan pertanyaan yang kita tidak tahu jawabannya seringkali menjajah hati dan pikiran. Mungkin kamu yang mendapat pertanyaan "Kapan nikah?" tidaklah seberat mereka yang mendapat pertanyaan "Kapan punya anak?".

Mari saya ceritakan sebuah kisah dari teman saya yang telah menikah selama 5 tahun tetapi belum memiliki anak. Segala cara sudah dicoba oleh teman saya dan suaminya, tetapi Tuhan belum memberikan tanda-tanda kehamilan pada teman saya. Pada sebuah pertemuan keluarga, seperti yang sudah bisa diduga, pertanyaan "Kapan punya anak?" berkali-kali mampir ke telinga teman saya itu. Dia hanya menjawab "Doakan saja secepatnya," tetapi dalam perjalanan pulang ke rumah, teman saya menangis di sepanjang perjalanan.

Mungkin kisah teman saya ini hanya satu dari banyak kisah lain yang serupa. Satu pertanyaan yang secara tidak sengaja melukai hati. Saya belum menikah, tetapi jika saya menempatkan diri dalam posisi teman saya, mungkin saya juga akan menangis, bahkan mungkin lebih kencang. Bagi sebagian orang, memiliki anak tak semudah membalik telapak tangan. Maka pertanyaan "Kapan punya anak?" pada akhirnya menjadi seuntai kalimat yang melukai hati teramat dalam, apalagi jika si pasangan memang sangat mendambakan seorang anak.

Maka berhati-hatilah saat bertanya "Kapan...?"

Jangan jadikan pertanyaan "Kapan...?" sebagai bentuk basa-basi, karena seharusnya basa-basi tidak melukai hati orang lain. Seharusnya bentuk ungkapan perhatian tidak membuat seseorang menangis. Boleh saja jika ingin basa-basi atau bertanya ini dan itu, tetapi kembalikan dulu ke dirimu, pikirkan dulu sebelum bertanya "Kapan..?". Pikirkanlah dulu, apakah orang yang kamu tanya ini sekiranya tahu jawabannya atau tidak. Contohnya saat kamu akan bertanya pada X:

"Kapan kamu liburan lagi ke Semarang?"

Ini adalah pertanyaan yang bisa dijawab oleh X. Walaupun bisa jadi jawabannya "Wah belum tahu kapan," tapi setidaknya X sudah tahu jawabannya.

"Kapan kamu punya anak?"

Ingatlah, anak tidak seperti sehelai baju yang bisa dibeli online atau dibeli saat jalan-jalan santai di mall. X tidak pernah tahu kapan Tuhan akan menitipkan janin di rahimnya. Untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, berhati-hatilah!

Bagaimana denganmu? Bagaimana cara kamu menyikapi banyaknya pertanyaan "Kapan...? yang mampir di hidupmu? Setujukah kamu jika pertanyaan "Kapan..?" seharusnya tidak menjadi alasan basa-basi, sebab jika tidak berhati-hati, ada hati yang akan terluka.

Boleh dong share cerita kamu, cerita yang ditayangkan akan mendapat hadiah keren dari Vemale.com.

Kirim ceritamu tentang pengalaman menghadapi pertanyaan "Kapan..?"

Ke email: redaksivemale@kapanlagi.net

Subjek email: STOP TANYA KAPAN

Periode: 10 - 31 Agustus 2016

Pengumuman pemenang: 2 September 2016

Kami tunggu cerita-cerita inspiratif dari kamu

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading