Sukses

Lifestyle

Diperbudak Cinta & Nafsu, Hidupku Hancur Sampai Allah Menuntunku

Tulisan berikut ini merupakan kiriman sahabat Vemale, Sari, untuk mengikuti Lomba Kisah Ramadan 2016. Ia menceritakan kisahnya yang terperdaya cinta dan nafsu sampai membutakan mata hatinya.

***

Saya ingin membagikan kesalahan cinta yang membawa saya pada perubahan.

Kisah ini berawal dari tahun 2010, ketika saya mengenal seorang pria dari dunia maya. Setelah kira-kira setengah tahun berkenalan dunia maya, kami memutuskan untuk saling bertemu (kebetulan kami berada di kota yang sama). Saat itu, dia adalah pria yang baik, sangat baik di hadapan saya dan keluarga saya. Saat saya membutuhkannya dia selalu ada, dia selalu memanjakan saya dengan hadiah-hadiah kecil, yang tak jarang membuat hati saya berbunga-bunga. Setelah setahun melakukan pendekatan pada januari 2011 dia menyatakan cinta pada saya, tentu saja dengan senang hati saya menerimanya.

Dari sinilah kesalahan itu dimulai, Allah sudah menunjukkannya, hanya mata saya terlalu silau akan kebahagiaan sesaat itu. Sebulan hubungan kami sebagai pacar, saat kami sedang bersantai di sebuah taman, seorang wanita datang menghampiri kami. Saya terkejut, wanita itu tampak menangis, lalu dengan sopan wanita itu meminta izin untuk berbicara berdua dengan pacar saya.

Saya hanya melihat dari jauh mereka berbicara, perempuan itu menangis sejadi-jadinya. Saya semakin penasaran, lalu saat pacar saya kembali ke saya wanita itu mengikutinya. Dengan sopan walau dengan air mata melimpah ia bertanya kepada saya, apakah saya pacarnya. Dengan ragu saya mengangguk, lalu wanita itu menangis semakin kuat. Dengan bingung saya bertanya mengapa, sebelum wanita itu meninggalkan kami dia menjawab, bahwa dia adalah wanita yang sudah 6 tahun menjadi pacarnya pacar saya, dan sudah 6 bulan terakhir pacar saya menghilang begitu saja.

(vem/nda)

Melangkah Terlalu Jauh Saat Pacaran

Sontak itu terasa seperti petir di siang bolong. Saya terkejut, lelaki yang sudah setahun dekat dengan saya, yang berhasil mencuri hati keluarga saya dengan kebaikannya, ternyata menjadikan saya selingkuhannya. Setelah mendengar itu saya menuntut pengakuan dari pacar saya. Ya, pacar saya mengakuinya. Dan dia bersimpuh maaf di kaki saya. Dia berjanji akan mengakhiri dengan baik-baik kepada wanita itu, dan tidak akan mengulanginya.

Saat itu mungkin saya terlalu bodoh, saya memaafkannya. Tanpa saya sadari saya menyakiti wanita itu, dan tanpa saya sadari karma sudah menunggu saya.

Setahun setelah itu hubungan kami lancar, kami bahagia, kami sangat bahagia. Keluarga saya menyukainya, begitu juga dengan keluarga dia terhadap saya. Hingga tanpa kami sadari, kami yang sedang dimabuk cinta ini melangkah terlalu jauh. Kami memasuki dunia seks bebas. Kami mulai mencoba-coba, dan tak ayal kami ketagihan.

Pacar Saya di-PHK

Beberapa bulan setelah itu kira-kira di akhir tahun 2011, dia menerima cobaan. Yang sekali lagi Allah mencoba membuka mata saya, tapi sekali lagi saya silau akan kebahagiaan sesaat ini. Dia di PHK dengan alasan yang akhirnya saya ketahui bahwa dia melakukan korupsi di kantornya.

Saya mencoba menasihatinya dan dia berjanji tidak akan mengulangi bila mendapat pekerjaan baru kelak. Saat itu dia masih mempunyai kreditan sepeda motor, yang angsuran per bulannya cukup besar untuk ukuran saya, yang notabene saat itu saya hanyalah seorang penjaga toko. Untuk meyakinkan dia bahwa saya tidak meninggalkannya saat susah, saya menawarkan diri untuk membantu membayarkan kredit sepeda motornya, yang tentu saja tanpa diketahui oleh orangtua saya.

Pembayaran bulan pertama dan kedua dia masih menerimanya dengan segan. Tapi apa yang terjadi, saat pembayaran ketiga dan selanjutnya, dia mulai bersikap kasar. Dia mulai marah saat saya belum menyediakan uang saat tanggal jatuh temponya. Dan perlakuan itu terjadi hingga 10 kali angsuran, sebelum pihak keluarganya memutuskan untuk melunasi kepada pihak finance kreditan tersebut.

Tentu saja dengan jumlah angsuran per bulan segitu cukup membuat saya hanya menikmati sebagian kecil gaji saya. Belum lagi dengan keadaannya yang tidak bekerja, sehingga saya lah yang harus mengeluarkan uang untuk setiap pertemuan kami, ya SETIAP pertemuan kami. Pada akhir 2012 saya ditemani olehnya mencoba mencari pekerjaan baru, saya melamar di sebuah perusahaan, dan Alhamdulillah rezeki saya ada di sana.

Saya Bekerja, Dia Malas-Malasan

Saya bekerja di sana, tetapi dia tetap belum bekerja. Saya carikan berbagai lowongan pekerjaan, dia selalu menolak, dengan alasan kerjanya berat dan gajinya kecil. Lalu dengan beberapa lowongan pekerjaan di bidangnya, saya yang menyediakan dan memasukkan arsip lamaran tersebut, tapi setiap kali di panggil untuk melakukan wawancara, dia tidak pernah hadir.

Saya mulai menyerah, saya mulai capek. Hingga tahun ketiga kami berpacaran, dan tahun kedua dia menganggur tepatnya saat Ramadan 2013, saya mulai menanyakan kejelasan. Karena akan bagaimana hubungan ini bila calon suami saya tidak bekerja. Tapi saat saya menanyakannya, dia malah memarahi saya. Dia membentak saya sejadi-jadinya, dan mengucapkan kata putus selantang-lantangnya.

Melihat perlakuan seperti itu, saya menerimanya. Saya membulatkan tekad untuk meninggalkannya. Hingga akhirnya saya menjalin hubungan dengan salah seorang pria di kantor saya. Yang statusnya adalah adik bos. Tentu saja dengan suku, keyakinan, dan standar hidup yang berbeda dengan saya. Hubungan kami tidak berjalan lama. Pada akhir tahun 2013, kami memutuskan untuk menjadi teman dekat saja.

Mantan Pacar Kembali Mendekati Saya

Pada awal tahun 2014, tepatnya Januari 2014 mantan saya berusaha untuk memasuki hidup saya kembali. Dia menyesal atas perlakuan dia terhadap saya, dan saat itu dia sudah memiliki pekerjaan. Awalnya saya menolak, karena saya takut akan mengulangi kejadian sebelumnya. Tapi ia terus meyakinkan saya, dan mengatakan akan melamar saya. Hingga 3 bulan lamanya dia berkata terus akan melamar saya. Akhirnya saya mengiyakan.

Bulan Mei 2104, dia memberanikan diri untuk langsung mengatakan kepada kedua orangtua saya, bahwa dia akan melamar saya secara resmi dan akan menikahi saya. Betapa senangnya saya saat itu, dalam hati saya mengatakan "akhirnya perjuangan saya untuknya tidak sia-sia."

Awal juli 2014, tepatnya saat Idul Fitri tiba, saya bertanya apakah hari raya pertama dia akan berkunjung, karena Idul Fitri sebelumnya dia selalu berkunjung di hari pertama untuk mengunjungi keluarga besar saya, tapi dia berkata tidak bisa dengan alasan akan berkunjung ke rumah keluarganya yang ada di luar kota.

Dia Kembali Selingkuh

Saat hari raya kedua, dia membawa saya mengunjungi rumahnya. Saat itu lah Allah sekali lagi mencoba menyadarkan saya. Saya memegang HP-nya (HP saya yang saya pinjamkan kepadanya, dengan alasan sebelumnya HP-nya rusak), saya melihat SMS kepada seorang wanita yang sangat mesra. Sontak saja emosi saya memuncak, saya meminta penjelasan kepadanya, bahkan saya membanting HP tersebut sambil mengatakan bahwa saya tidak meminjamkan HP itu untuk dia berselingkuh.

Dia mengakuinya bahwa wanita itu selingkuhannya. Dia sudah menjalin hubungan sebulan setelah dia menyatakan keseriusannya kepada orangtua saya, dan alasan dia tidak datang di hari raya pertama adalah karena dia menemui wanita itu. Tanpa bertanya lebih jauh, saya meninggalkan dia, saya pergi meninggalkan rumah itu, dengan berjalan kaki kira-kira setengah jam sebelum mendapatkan kendaraan umum. Hati saya hancur, remuk, kecewa, saya sedih, sangat sedih, hingga rasanya air mata ini sudah habis mengalir.

Esok paginya dia menghubungi saya, dan saya memutuskan untuk ke rumahnya.Tapi di sana saya tidak menemuinya, dia tidak ada di rumah, dan akhirnya saya hanya berbincang dengan mamanya. Dari situ saya mengetahui fakta, bahwa kira-kira sebulan setelah dia mengatakan pada orangtua saya tentang keseriusannya, dia kembali di-PHK, dan sekali lagi karena alasan korupsi.

Tak lama kami berbincang, datang seorang wanita. Yang akhirnya saya ketahui bahwa wanita itu adalah wanita selingkuhannya tersebut. Akhirnya kami berbincang bertiga, bahkan mamanya dengan lantang mengatakan bahwa mamanya hanya mengakui saya sebagai pacar anaknya. Sudah lama kami berada di sana, tapi yang kami tunggu tak juga kembali ke rumah. Saya pun pulang. Hingga malamnya dia menelepon saya, dia menangis memohon maaf, dia mengatakan tak dapat meninggalkan saya, tetapi juga mengatakan tak dapat melepaskan selingkuhannya tersebut.

Saya mulai merasakan ketakutan, saya takut bagaimana reaksi keluarga mengetahui lelaki yang sudah mengatakan akan menikahi saya ternyata tidak jadi menikahi, saya takut bagaimana menghadapi tanggapan orang-orang, saya takut menghadapi kenyataan bahwa saya membuang kesucian saya untuk lelaki yang tidak akan menjadi suami saya. Bahkan saya takut shalat, saya takut berdoa, saya takut menghadapi kenyataan jika dia bukan jodoh yang Allah berikan.

Saya Tertekan dan Depresi Berat

Saya mulai menangis setiap malam, saya tidak dapat makan, berat badan saya menyusut jauh, bahkan sempat terlintas untuk saya mengakhiri hidup saja. Tiga bulan lamanya setelah kejadian itu saya memperjuangkannya, saya menghadapi kenyataan saat saya datang ke rumahnya ternyata dia sedang bersama wanita itu. Tak jarang saya selalu menumpahkan air mata saat menemuinya, tapi tetap, tetap dia mengatakan tak dapat meninggalkan saya ataupun melepas selingkuhannya.

Bahkan wanita selingkuhannya itu tidak sekali dua kali menghubungi saya untuk melepaskan pacar saya. Hingga akhirnya pacar saya ini mengatakan, siapa yang dapat membantu untuk melepaskannya dari hutang di kantor lamanya akan ia nikahi. Saat itu juga saya membuat hutang pada pihak kantor saya, dan malamnya saya memberikan uang tersebut.

Tapi setelah seminggu saya memberikan uang tersebut, saya mulai menanyakan kejelasan. Karena dari yang saya tahu ia masih selalu menemui wanita selingkuhannya tersebut. Di situlah saya mendengar langsung pengakuannya bahwa dia tetap tidak dapat melepaskan wanita selingkuhannya karena dia benar-benar mencintai wanita itu. Bahkan dia membandingkan saya dengan wanita tersebut, dengan perbandingan wanita itu jauh lebih baik dari saya. Dan akhirnya saya membulatkan tekad, saya HARUS meninggalkannya. Dengan air mata yang tak terbendung saya mengatakan bahwa saya lah yang akan mundur.

Hanya Allah Tempat Berkeluh Kesah

Dan sejak malam itu saya mendekatkan diri kepada Allah, saya yang hampir tidak pernah sholat ini bersimpuh di hadapan Allah. Tahajjud menjadi area curhat saya kepada Sang Khalik. Dzikir menjadi area saya menangis di hadapan Allah.

Dua bulan sejak itu, tepatnya januari 2015, saya memutuskan untuk berhijab. Saya yang awalnya sama sekali tidak memiliki niat berhijab yang selalu melenggang keluar dengan rok dan celana di atas lutut kini menutup semua aurat, mengenakan hijab dan busana sesuai syariat agama. Saya membenamkan diri kepada cinta Allah, saya serahkan hati dan hidup saya kepada Allah semata.

Alhamdulillah kini saya merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, cara Allah menegur saya sangat luar biasa, dan saat ini saya bersyukur karena Allah sungguh sayang kepada saya, apa jadinya bila saat itu saya benar-benar menikah dengannya.

Semoga cerita saya dapat diambil hikmahnya.

-oOo-

LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM

Mengulang sukses Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015, kami kembali mengajak para sahabat untuk membagi kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya menjadi istri pada puasa pertama, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatanmu dengan Allah SWT.

Kirim kisahmu melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net 

Subjek email: KISAH RAMADAN VEMALE

Hadiah Lomba:

  • 20 kisah yang ditayangkan akan mendapat koleksi hijab Ria Miranda.
  • 5 kisah terbaik akan mendapatkan koleksi hijab dan koleksi busana muslim dari Ria Miranda.

Kami tunggu kisahmu hingga tanggal 5 Juli 2016. Pemenang akan kami umumkan tanggal 13 Juli 2016.

Contoh kiriman pembaca pada Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015:

Allah Akan Mengabulkan Doa di Waktu yang Tepat, Bukan di Waktu yang Kita Inginkan

6 Tahun Pacaran Beda Keyakinan, Perpisahan Menjadi Jawaban Dari Allah SWT

Kutemukan Hijab Setelah Terpuruk Dalam Dosa Duniawi

Dari satu kisah, kamu bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.

Share your story :)

[pos_1]

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading