Sukses

Lifestyle

Luluhnya Hati Umar Bin Khattab dan Keputusan Memeluk Islam

Mempelajari sejarah kebudayaan Islam merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan. Terlebih lagi, jika sejarah tersebut berkisah tentang para sahabat Rasulullah yang senantiasa membela Islam dan akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam. Meski hidayah yang datang dari Allah tidak serta merta datang begitu saja dan membuat seseorang memeluk Islam, setidaknya ada kisah menarik dan menyentuh hati dari kisah tersebut. Kali ini, Vemale akan memberikan sekilas kisah mengenai sahabat Rasulullah yang awalnya merupakan musuh besar Islam tetapi akhirnya terketuk hatinya untuk memeluk Islam. Beliau adalah Khulafaur Rashidin ke dua. Beliau adalah Umar Bin Khattab. Dikutip dari laman wikipedia.org, Umar merupakan keturunan dari Bani Adi, salah satu rumpun dari suku Quraisy. Ayahnya adalah Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya adalah Hantamah binti Hasyim dari Bani Makhzuym. Keluarga umar merupakan salah satu keluarga yang disegani masyarakat karena ia adalah keluarga dari kalangan menengah atas sekaligus keluarga yang sudah bisa membaca serta menulis. Sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebagai seseorang yang suka minum anggur dan ia juga merupakan seseorang yang ahli dalam merencanakan strategi perang. Beliau bahkan dikatakan sebagai salah satu orang yang ditakuti kaum Muslim di zamannya. Apalagi, mengingat bahwa Umar adalah seseorang yang sangat benci terhadap Islam. Beliau juga salah satu orang yang membenci Rasulullah dan ingin membunuh Rasulullah. Tak hanya itu saja, sebelum resmi menyatakan diri untuk memeluk Islam, Umar merupakan seorang yang dengan tega menyiksa dan menyakiti kaum Muslim. Suatu hari kebencian Umar terhadap Islam dan Rasulullah memuncak. Beliau pun mendatangi Rasulullah dan hendak membunuhnya. Beruntung, ayat di Al Quran mampu meluluhkan hatinya dan ia pun mengikrarkan diri untuk memeluk Islam serta memperbaiki hidup di jalan Allah.

(vem/mim)

Mendengar Surat Al Quran, Umar yang Pandai Bersastra Lantas Luluh Hatinya dan Ia pun Memeluk Islam

Suatu hari, kebencian Umar terhadap Rasulullah dan kaum Muslim memuncak. Beliau pun bergegas mendatangi Rasulullah dan hendak membunuh beliau. Di perjalanan menuju kediaman Rasulullah, Umar bertemu dengan seorang muslim sekaligus pengikut Rasulullah yang bernama Nu'aim bin Abdullah. Nu'aim kemudian memberi kabar kepada Umar bahwa adiknya atau saudara perempuan Umar telah memeluk Islam. Mendengar kabar sang adik telah memeluk Islam, Umar pun semakin murka. Beliau lantas mendatangi rumah sang adik dan sangat marah. Saat tiba di rumah sang adik, Umar mengetahui sang adik sedang membaca Al Quran tepatnya surat Thoha ayat 1 sampai 8. Semakin marah dan murka lah si Umar. Beliau pun memukuli sang adik hingga terluka dan memar serta berdarah-darah. Meski telah dipukuli hingga memar, sang adik bersikukuh untuk memeluk Islam dan yakin dengan hatinya. Mengetahui sang adik bersikukuh memeluk Islam, Umar pun mencoba untuk meminta mushaf Al Quran yang dibawa oleh sang adik. Umar juga merasa iba dan malu saat melihat sang adik terluka karenanya. Tapi sang adik menolak. Sang adik membentak Umar dan mengatakan hanya orang yang dalam keadaan suci saja yang boleh memegang Al -Quran. Sang adik meminta Umar untuk mandi dan bersuci jika memang ia benar-benar ingin mengetahui dan membaca ayat dalam Al Quran. Umar yang begitu penasaran dengan ayat Al Quran, ia pun lantas pergi mandi dan bersuci. Setelah bersuci, ia baru membaca ayat Al -Quran. Umar membaca Al Quran surat Thoha dari awal hingga ayat 14 yang artinya,[startpuisi]"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku (Qs. Thoha, 14)."[endpuisi] Membaca ayat ini, Umar pun luluh hatinya dan ia terpesona dengan isi di dalam ayat. Selang beberapa waktu setelah kejadian ini, Umar pun mendatangi Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya memeluk Islam. Umar bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah. Keputusan Umar untuk memeluk Islam telah membuat seluruh penduduk Makkah terkejut dan serasa tidak percaya. Apalagi, jika mengingat bahwa Umar adalah seorang yang menentang Islam dengan keras. Dari kalangan muslim, Umar disambut dengan suka cita dan kebahagiaan yang tulus. Sementara dari kaum Quraisy dan musuh Islam, Umar menjadi dikucilkan dan dijauhi. Meski tidak sedikit yang menentang keputusan Umar dan ia pun dikucilkan dari kaumnya, ia tidak marah. Ia justru menjadi seseorang yang sangat baik dan berpengaruh besar terhadap peradaban serta perkembangan Islam.

Umar Sahabat Terbaik Rasulullah, Ia Menjadi Khalifah Ke Dua

Setelah memeluk Islam, Umar menjadi pengikut setia Rasulullah. Ia juga menjadi orang yang berpengaruh besar terhadap peradaban dan perkembangan Islam. Umar menjadi sahabat terbaik Rasulullah dan selalu ada di samping Rasulullah untuk membela Islam sampai wafatnya Rasulullah. Saat wafatnya Rasulullah, Umar pun sempat syok dan tak percaya akan kepergian Rasulullah. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa setelah kepergian Rasulullah, Umar mengatakan, "Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad telah wafat. Sesungguhnya dia tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya seperti yang dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya. Demi Allah, dia benar-benar akan kembali. Barang siapa yang beranggapan bahwa dia wafat, kaki dan tangannya akan ku potong." Mendengar pernyataan Umar ini, Abu Bakar As Shidiq yang tak lain adalah Khalifah pertama meluruskan ucapan Umar. Kepada Umar juga kepada kaum Muslim Abu Bakar mengatakan, "Saudara-saudara, barang siapa mau menyembah Nabi Muhammad, Nabi Muhammad sudah meninggal dunia. Tetapi, barang siapa mau menyembah Allah, Allah lah yang selalu hidup dan tak pernah mati." Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang termasuk Umar saat itu menyadari bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang juga akan wafat. Hanya saja, beliau adalah seseorang yang sangat istimewa di hadapan Allah dan mulia yang mengajarkan kebaikan sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Abu Bakar juga membaca sebuah ayat di dalam Al Quran dan mencoba untuk mengingatkan semua orang untuk kembali mengingat ajaran Rasulullah bahwa kefanaan makhluk yang diciptakan akan kembali kepada Allah.Atas apa yang dikatakan oleh Abu Bakar ini, Umar pun menyadari kesalahannya dan ia mulai ikhlas dengan kepergian Rasulullah. Umar dan umat muslim yang terguncang hatinya lantas menyiapkan segala hal untuk proses penguburan Rasulullah. Setelah wafatnya Rasulullah, Abu Bakar lantas menjadi Khalifah pertama dan Umar menjadi penasehatnya. Selang beberapa tahun, Abu Bakar meninggal dunia dan Umar Bin Khattab menggantikan posisinya. Di masa Khalifah Umar Bin Khattab, Islam tumbuh dan berkembang semakin pesat. Islam juga tumbuh sangat kuat dan berpengaruh besar. Beberapa wilayah bahwa diambil alih kekuasaannya oleh Islam. Meski sangat hebat dan disegani serta bergelimang harta, Umar bin Khattab memilih untuk hidup sederhana. Beliau juga sangat peduli dengan orang miskin. Beliau adalah Khalifah yang begitu peduli atas kenyamanan serta keamanan rakyatnya. Umar Bin Khattab meninggal dunia pada tanggal 25 Dzulhijah 23 H/644 Masehi. Beliau meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak asal Persia saat hendak memimpin salat subuh. Dari beberapa keterangan ulama, pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh perasaan dendam pribadi si budak kepada Umar. Dendam tersebut terkait rasa sakit hati budak terhadap Umar karena Umar telah mengalahkan negara adidaya Persia kala itu. Ladies, itulah kisah mengenai Umar Bin Khatab. Semoga, kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah ini dan kita juga bisa mendapatkan pelajaran berharga dari kisah ini. Bagi kamu yang sedang menjalankan ibadah puasa, selamat menjalankan ibadah puasa. [pos_1]

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading