Sukses

Lifestyle

Hidayah Pertama Aku Menjadi Mualaf, Hidayah Kedua Aku Berhijab

Hai, Vemale! Perkenalkan, nama saya Karina Anggara. Saya ingin berbagi salah satu momen hidup saya tentang keputusan saya berhijab. Insya Allah memberi inspirasi bagi para pembaca.

Menjadi mualaf bukan jalan yang mudah

Saya merupakan seorang mualaf sejak tahun 2007, berasal dari keluarga dengan latar belakang 2 agama. Alhamdulillah saya mendapat hidayah ketika saya berusia 9 tahun. Namun, hidayah itu tidak saya wujudkan dengan mudah karena terjadi konflik dengan keluarga saya sendiri. Butuh waktu selama 11 tahun bagi saya untuk bisa memberanikan diri berpaling dari keyakinan saya sebelumnya. Bisa dibilang, momen tersebut adalah keputusan terbesar dalam hidup saya. Dalam hati saya hanya terbesit Lillahi ta’ala.

Selain pekerjaan utama, saya memiliki kegiatan sampingan yaitu bergabung dengan sebuah forum kepenulisan yang bernafaskan Islam. Sejak menjadi mualaf, saya merasa Allah SWT semakin mendekatkan saya dengan dunia keislaman. Di sekeliling saya banyak teman-teman yang memakai hijab, saya merasa belum pantas untuk menjadi seperti mereka. Boro-boroterpikir berhijab, saya masih awam dengan ilmu agama Islam.

Saat saya mengetahui hal-hal buruk yang dilakukan wanita berhijab, saya jadi lebih sering melakukan instropeksi diri. Waktu itu mindsetsaya adalah wanita berhijab merupakan panutan bagi muslimah lainnya. Namun sayang, sebagian dari mereka malah menjadikan hijab sebagai kedok atas kelakuan buruknya, misalnya memperdaya lawan jenis guna mencapai tujuan yang terselubung. Apa gunanya berhijab jika akhlak tidak bisa diperbaiki?

Sebenarnya, saya sudah memiliki rencana untuk menutup aurat setelah menikah nanti. Selain karena saya menghargai perasaan orang tua saya, saya juga merasa kecewa dengan perilaku buruk wanita berhijab yang pernah saya ketahui. Namun, suatu ketika ayah saya mengalami sakit parah selama 2 bulan sampai akhirnya meninggal dunia. Beliau adalah orang tua satu-satunya yang saya miliki karena ibu saya sudah lebih dulu tiada. Sejak kepergian beliau, saya merasa hanya Allah SWT yang dapat menjadi tempat curhat saya.

Mantap berhijab setelah mendapat hidayah kedua

Bulan Maret lalu, ternyata Allah SWT berkehendak lain atas hidup saya. Hidayah kedua datang lebih cepat daripada rencana saya. Ketika membaca artikel di dunia maya pada ponsel saya, ada 2 ayat kitab suci Al-Qur’an yang mencambuk hati nurani saya. Tak pernah saya sangka bahwa Allah SWT memberitahu saya melalui QS. Al-Ahzab: 59,

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dan QS. An-Nuur: 31,

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.”

Saya membuat keputusan besar lagi dalam hidup saya dan menjadi momen istimewa berikutnya, yaitu berhijab. Bukan karena saya merasa suci atau lebih baik dari orang lain, tetapi saya hanya ingin taat terhadap perintah Allah SWT. Saya yakin hidayah ini datang untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Saya merasa mantap untuk tidak lagi mengumbar pakaian ketat. Bahkan semenjak itu saya merasa malu untuk membuka aurat terhadap khalayak.

Orang-orang di sekitar rumah, teman-teman sepermainan dan rekan-rekan kerja pun terkejut saat melihat penampilan baru saya dan saya pun merasa senang bahwa mereka sangat mendukung keputusan saya. Mereka yang mengetahui kisah hidup saya, bahkan menyampaikan rasa bangga terhadap saya. Dari situ saya merasa bahwa Allah menghibur saya dengan cara-Nya sendiri.

Semenjak berhijab, mindsetsaya juga berubah. Seperti apa pun akhlak yang dimiliki setiap muslimah, sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab masing-masing. Daripada menilai perilaku orang lain, saya memilih untuk memperbaiki akhlak saya sendiri dan memperbanyak ibadah. Saya merasa bersyukur sekaligus beruntung bahwa begitu banyak ilmu saya pelajari dari agama Islam, terutama Allah SWT Yang Maha Penyayang. Ramadan kali ini adalah Ramadan pertama saya dalam berhijab dan berkah-Nya senantiasa penuh barokah.

Berhijab memang bukan perkara mudah bagi mereka yang belum memahami salah satu perintah Allah SWT. Memang sebaiknya berhijab dilaksanakan dengan keteguhan hati nurani. Karena jika hanya sebagai kedok, maka akan terlihat sia-sia dalam cerminan diri. Berhijab adalah proses; berawal dari mengubah penampilan sampai mengubah akhlak ke arah yang lebih baik. Bukan sok menjadi sempurna, tetapi berusaha untuk memperbaiki ketidaksempurnaan.

Semoga kisah ini memberi inspirasi kepada sahabat Vemale yang masih merasa ragu untuk berhijab. Yakinlah bahwa niat kita menjadi muslimah yang lebih baik, memiliki akhlak berkualitas dari pribadi sebelumnya, tidak perlu ada label apa pun di baliknya. Kembali lagi, Lillahi ta’ala. Semoga bulan Ramadhan ini membuat kita instropeksi diri untuk lebih dekat dengan-Nya dan memperbanyak ibadah menuju hari kemenangan.

 

-oOo-

LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM

 

Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.

Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE

30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.

 

Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.

Share your story :)

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading