Sukses

Lifestyle

Tak Bisa Berjalan, Pemuda Ini Punya Pesan Terindah untuk Kita Semua

Kedua kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan. Ia pun hanya bisa merangkak untuk bepergian termasuk untuk mengikuti perkuliahan. Tapi semangat pemuda yang bernama Yu Chongle ini akan kembali menggugah kita untuk lebih banyak bersyukur. Bahkan pemuda asal Shiong, kota Hezhou ini punya pesan terindah yang sangat penting untuk kita semua.

Tak Bisa Berjalan, Hanya Mampu Tahan Berdiri Selama 10 Menit
Dilansir dari shanghaiist.com, Yu yang kini berusia 21 tahun tak bisa berjalan karena ia menderita atrofi setelah menderita demam di usia empat bulan. Atrofi sendiri merupakan  penyusutan atau pengecilan ukuran suatu sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh. Inilah yang menyebabkan Yu tak bisa berjalan, ia bahkan hanya mampu menahan tubuhnya untuk berdiri selama 10 menit saja.

Pada tanggal 9 Oktober 2014 lalu, Yu pertama kali masuk kuliah. Ia tercatat sebagai mahasiswa baru di Guangxi Normal University's Lijiang College. Karena ia tak bisa berjalan, maka ia harus merangkak untuk mengikuti perkuliahan di sana.


Yu berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan merangkak. Ia juga menggunakan dua balok kayu untuk menyangga kedua tangannya saat merangkak.

Meski tak bisa berjalan, Yu berusaha untuk melakukan semuanya sendiri dan ia bahkan membuat sepasang balok khusus untuk membantunya berjalan lebih mudah. | Foto: copyright shanghaiist.com

Tak Ingin Menyusahkan Orang Lain
Sebelumnya, sang kakak lah yang membantu Yu untuk pergi ke sekolah. Sayangnya sang kakak drop out dari sekolah dan hal itu membuat dirinya merasa tak nyaman. "Saat itu saya ingin berhenti sekolah, tapi akhirnya saya putuskan untuk tetap lanjut sekolah setelah mendapat dorongan dari orang tua," jelas Yu.

Saat di bangku sekolah menengah pertama, Yu sudah bisa membantu orang tuanya melakukan banyak pekerjaan seperti mendaki bukit untuk mencari kayu bakar dan rumput. Ia juga mampu merawat adiknya yang sakit dan kedua orang tuanya yang sudah semakin renta. Yu benar-benar tak ingin menyusahkan orang lain, sebisa mungkin ia melakukan segalanya secara mandiri.

Sosok Yu yang Sangat Menginspirasi
Ketika Yu akhirnya diterima kuliah di Fakultas Hukum, sejumlah mahasiswa senior membantu proses pembayaran biaya kuliah dan ada juga yang membantu merapikan tempat tidurnya. Demi kemudahannya juga, pihak universitas mengatur agar sebagian kelasnya berada di lantai bawah dan kamar asramanya pun berada di lantai satu.

"Saya merasakan kehangatan di universitas ini, seolah-olah saya sedang bersama keluarga saya," ungkap Yu penuh syukur. Di hari keduanya sebagai mahasiswa baru, banyak teman yang menawari bantuan untuk menggendongnya mengikuti kelas yang ada di lantai dua. Tapi Yu dengan segala kerendahan hati menolak bantuan tersebut.

"Menurut saya, jika saya tidak bisa mengubah lingkungan sekitar saya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dan berbaur," jelas Yu.


Ladies, pasti kita pernah mengeluhkan sesuatu, kenapa ini dan itu tak berjalan sesuai dengan kemauan dan keinginan kita? Tapi apa kita hanya akan mengeluh atau berusaha sebaik mungkin seperti yang dilakukan oleh Yu?

Seorang pegawai universitas tersebut mengungkapkan bahwa Yu jarang sekali merepotkan. Bahkan menurutnya, Yu adalah sosok yang sangat menginspirasi karena semangatnya dan kemampuannya untuk melakukan yang terbaik.

Keterbatasan Itu Bukan Halangan, Tapi...
Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa keterbatasan yang dimiliki seseorang bukanlah halangan baginya untuk meraih kesuksesan. Sosok Yu ini adalah salah satu contoh inspirasi nyata yang memperlihatkan bahwa keterbatasan yang ia miliki justru jadi keistimewaan untuk dirinya sendiri.

Yu yang sangat menginspirasi. | Foto: copyright shanghaiist.com

Bukannya mengeluh kenapa orang lain tak mengerti dirinya, Yu malah berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan dirinya. Saat turun dari tangga (yang merupakan hal paling susah dan berat yang ia lakukan), ia tak mau merepotkan orang lain. Ia juga membuat sepasang balok kayu khusus untuk membantunya merangkak dengan lebih mudah.

Saat Yu tiba di sekolah, ia juga langsung pergi ke toko reparasi sepeda roda tiga. "Kadang-kadang saya mengendarai sepeda roda tiga saya ketika berjalan di permukaan rata. Saya harus mencari toko reparasi jika sepeda ini rusak," tuturnya.

Sekali lagi seperti yang diungkapkan Yu dan jadi pesan inspiratif untuk kita semua: "... jika saya tidak bisa mengubah lingkungan sekitar saya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dan berbaur."



(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading