Sukses

Lifestyle

Memakai Jilbab Membuatku Semakin Cantik Luar Dalam

Ladies, bagi Anda yang sedang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, Vemale menghadirkan sebuah kisah kiriman dari sahabat kami. Semoga memberi motivasi untuk sahabat muslimah.

***

Nama saya Kartika, usia saya saat ini 26 tahun. Saya akan menceritakan sedikit kisah saat saya memutuskan untuk memakai jilbab beberapa tahun yang lalu.

Saat saya masih remaja, saya adalah anak perempuan yang sangat menikmati masa-masa tersebut. Saya punya banyak teman dan aktif di sekolah. Nilai-nilai saya cukup memuaskan dan tidak pernah bermasalah. Seperti remaja putri pada umumnya, saya mulai memperhatikan penampilan. Saya sangat bangga dengan rambut hitam lurus dan halus bagai sutra. Jika tertiup angin, saya merasa sangat cantik, karena rambut adalah mahkota wanita.

Ketika sekolah, penampilan saya biasa saja, sama seperti anak-anak yang lain. Sekolah dengan rok selutut, kemeja lengan pendek. Jika saya jalan-jalan dengan keluarga, saya pakai kaos lengan pendek, celana jeans dan pakaian casual yang lain. Sama sekali tidak terlintas dalam pikiran saya untuk memakai jilbab. Rasanya sayang jika rambut saya yang indah harus ditutup dengan kain yang sangat rapat.

Meskipun saya tidak berjilbab, saya mengikuti ekstra kulikuler Badan Dakwah Islam Remaja (BDIR). Saya cuek saja saat melihat anggota BDIR lain semuanya memakai jilbab, saya hanya mengejar poin. Sekolah saya memberlakukan poin yang akan dicantumkan di rapor sebagai bukti keaktifan siswa-siswi. Semakin tinggi poin, semakin baik. Maka dimulailah hari-hari perubahan yang saya rasakan dalam hati.

Awalnya saya biasa saja saat datang di pertemuan-pertemuan yang diadakan satu minggu sekali. Ada acara khusus untuk remaja putri BDIR yang bernama keputrian, yaitu kegiatan yang membahas bagaimana seharusnya sikap dan perilaku seorang muslimah. Dari sanalah saya tahu bahwa wajib bagi seorang wanita muslim untuk menutup seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Seperti ada rasa aneh dalam dada saya.

Biasanya, saya biasa saja melihat teman-teman dan kakak kelas di acara keputrian, tetapi entah mengapa, di hari itu, saya merasa mereka cantik sekali. Seperti ada pancaran cantik dari dalam diri mereka. Tiba-tiba hati saya tergerak untuk berpenampilan seperti mereka. Saya ingin menjadi muslimah yang disayang Allah SWT, dengan cara menaati semua perintahnya.

Saat saya menyampaikan niat saya pada teman-teman, reaksi mereka beragam. Ada yang setuju dan mendukung, ada juga yang mengatakan "Jangan dulu lah.. kamu nggak sayang harus pakai tertutup kayak gitu? Nanti susah dapat kerja lho.." atau "Tika, kelakuan kamu masih nggak karuan gitu mau pakai jilbab, benerin dulu hati kamu," dan lain sebagainya. Hhhh.. saya hanya bisa menghela napas. Saya akui, saya bukanlah gadis diam dan lemah lembut, bahkan cenderung santai dan cuek, tetapi bukan berarti saya tidak bisa berubah. Setidaknya, saya bisa belajar untuk menjadi lebih baik, dari luar dan dari dalam.

Keinginan saya rasanya tidak terbendung, saya katakan saja pada ibu. Agak takut juga, karena keputusan saya akan menambah pengeluaran keluarga. Saya harus beli pakaian panjang, membeli jilbab dan sebagainya, sementara keluarga saya bukanlah keluarga kaya. Tetapi di luar dugaan, ibu dan ayah saya setuju. Bahkan mereka yang dengan senang hati mengantar saya memilih-milih pakaian dan jilbab untuk saya. Bahkan ibu rela menjual satu cincin emasnya untuk membeli beberapa pakaian untukku. "Nggak apa-apa, nduk, ibu senang kok kalau kamu mau berubah lebih baik," ujar ibu saat akan menjual cincinnya. Saat itu saya menangis, saya berjanji untuk diri saya sendiri dan ibu, saya akan menjaga penampilan agar tetap santun.

Ketika saya sudah memakai jilbab, banyak komentar yang bermunculan. Ada yang senang, ada yang mencibir, ada yang berkomentar lucu. Semua saya tanggapi dengan senyum. Tidak apa-apa, saya menutup mahkota saya dengan mahkota lain yang lebih indah. Rasanya hati ini semakin nyaman dan aman. Jujur, awalnya saya masih bingung, bahkan masih memakai jilbab tanpa kaidah yang tepat. Tetapi sedikit demi sedikit saya belajar, saling bertukar ilmu dengan sahabat-sahabat muslimah lain, proses inilah yang saya nikmati.

Sekarang, saya tetap setia memakai busana sebagaimana seharusnya seorang muslimah. Semua jalan saya seperti dimudahkan, bahkan tidak ada kesulitan ketika saya melamar kerja. Saya tetap bisa berkarya tanpa harus melepas jati diri sebagai muslimah.

Siapa bilang membuat seseorang jadi jelek dan ndeso? Saya tetap merasa cantik, dari luar dan dari dalam. Yang pasti, setelah memakai jilbab, saya tidak lagi urakan seperti dulu. Pakaian yang saya pakai otomatis sedikit demi sedikit melembutkan kelakuan saya, hati saya, dan ucapan saya. Jangan takut tidak 'laku' atau susah mendapat jodoh karena memakai jilbab. Karena saya dipertemukan dengan pria soleh, baik dan pekerja keras, yang sekarang sudah dua tahun menjadi suami dan ayah dari bayi kecil kami.

Semoga kisah saya bisa menjadi inspirasi sahabat muslimah :)

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading