Sukses

Lifestyle

Rezeki Bertambah Setelah Aku Menikah II

Kisah sebelumnya: Rezeki Bertambah Setelah Aku Menikah

Orang tua kami tidak menutup mata pada kehidupan pernikahan kami, mereka sering menawarkan bantuan tetapi saya dan suami menolak dengan halus. Bukannya kami tidak tahu diri, tetapi saya dan suami benar-benar ingin belajar untuk mandiri dan menghargai setiap keping materi yang telah kami kumpulkan. Kami yakin, hal itu akan membuat kami lebih menghargai kerja keras dan lebih bersyukur.

Saya tidak diam saja, walaupun masa wisuda harus menunggu beberapa bulan, saya memberanikan diri untuk memulai usaha kecil. Saya sejak kecil gemar menanam tanaman hias, hampir semua tanaman hias yang ada di halaman rumah orang tua saya adalah hasil keterampilan tangan saya yang cukup sabar merawat tanaman. Saya pikir, kenapa tidak dibuat usaha saja, hasilnya bisa untuk membantu suami.

Suami saya mengizinkan saya dan memberi modal yang cukup untuk membeli beberapa pot, bibit tanaman, pupuk, kompos dan sebagainya. Saya memulai usaha ini hanya dengan dua lusin pot bunga. Saya jual pada warga di sekitar kontrakan dan mereka dengan senang hati membelinya. Saya juga tidak keberatan mengajari mereka bagaimana merawat tanaman tersebut dengan benar.

Mulai dari situ, saya menerima beberapa pesanan. Sedikit demi sedikit usaha ini berkembang hingga saya diwisuda. Saya sengaja tidak melamar pekerjaan di berbagai kantor, karena saya ingin fokus pada bidang ini. Dan pada saat yang sama, saya mendapat hasil positif pada tes kehamilan. Sungguh sebuah momen yang membahagiakan dan mengharukan, saya dan suami menangis karena bahagia, kami tidak berhenti mengucapkan syukur atas rezeki yang datang, tak hanya materi tetapi juga buah hati.

Sedikit demi sedikit, usaha tanaman hias dan usaha sablon suami saya berkembang. Saya mulai memperhatikan makanan untuk saya dan janin di rahim saya. Kami sudah bisa membeli tempat tidur yang lebih layak, karena sebelumnya, kami memakai kasur tipis. Kami mulai mencicil membeli pakaian bayi dan segala perlengkapannya. Semakin besar usia kandungan saya, kami merasakan banyaknya limpahan rezeki.

Dulu, saya sempat berpikir bagaimana jika saya hamil tetapi tidak punya biaya untuk memeriksakan kandungan ke dokter? Ternyata Allah menjawab doa saya dengan waktu yang tepat, saya dan suami sudah memiliki tabungan yang cukup, saya bisa memeriksakan kandungan ke dokter secara teratur. Hingga saat saya melahirkan, kami sudah memiliki cukup biaya. Putri kami lahir dengan sehat, kami memberinya nama Kayla.

Kehadiran Kayla semakin membuat suami saya bersemangat mengumpulkan rezeki. Saya juga, walaupun tidak sekeras sebelumnya karena saya harus merawat Kayla dan memberi ASI. Sekarang, usia Kayla sudah setahun. Saya sudah memiliki kios dan sebidang rumah kaca untuk mengembangkan usaha. Sedikit lagi, tabungan kami sudah cukup untuk membeli rumah sederhana.

Percayalah, jodoh dan rezeki sudah ada yang mengatur, tinggal bagaimana kita menjemputnya. Jangan takut untuk memutuskan menikah di usia muda, selama Anda dan pasangan saling mendukung, bekerja keras dan berdoa, rezeki tidak akan terhalang oleh status pernikahan. Bukankah Allah sudah menjanjikan akan membuka pintu rezeki melalui sebuah pernikahan?

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading