Sukses

Lifestyle

Teman-Teman Mengejekku Si Gendut! II

Kisah sebelumnya: Teman-Teman Mengejekku Si Gendut!

Sejak kejadian itu, saya tidak lagi melakukan diet karena ujian akhir kelulusan SMA semakin dekat, saya berkonsentrasi pada ujian. Ibu saya mengatakan bahwa tubuh saya ini adalah anugrah dari Tuhan yang harus disyukuri, saya memang berbakat gemuk sehingga sangat sulit jika ingin selangsing tubuh para model. Selama saya bisa menjaga asupan makanan bernutrisi saya tak terlalu khawatir.

Bersyukur pada Tuhan adalah hal yang dikedepankan ibu saya. Saya lakukan hal itu dengan terus mengucap syukur setiap kali berdoa. Saya telah dilimpahi berbagai berkah, khususnya ibu saya yang selalu ada di samping saya untuk menguatkan hati saya setiap saat. Rasanya tak pantas jika saya terus mengeluh dan menyalahkan Tuhan karena memberi saya tubuh yang besar.

Dan Tuhan memang baik, sebelum hari kelulusan SMA, saya mendapat kabar bahwa saya diterima pada salah satu universitas di Australia. Yang lebih menggembirakan, saya mendapat beasiswa 100%, orang tua saya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk masa kuliah saya. Saya menangis senang karena setidaknya saya bisa meringankan beban orang tua.

Selepas SMA, saya menetap di Australia. Walaupun jujur, saya selalu kangen dengan keluarga saya, terutama ibu. Tetapi pengalaman ini saya jadikan pelajaran agar saya makin mandiri. Di Australia, tidak ada seorangpun yang memanggil saya "Gendut!" kalaupun ada, telinga saya sudah kebal dan akan saya anggap sebagai panggilan sayang.

Masa kuliah saya habiskan dengan cepat, dan lagi-lagi dengan prestasi yang membanggakan. Setelah saya kembali ke Indonesia, saya mendapat tawaran sebagai staf produksi salah satu pengusaha kain Indonesia yang sering melakukan ekspor ke Australia. Saya tak menolak tawaran itu, dan bekerja sebaik mungkin. Tubuh saya yang besar tak menjadi halangan.

Berkat kerja keras dan doa yang tak pernah putus, saat ini saya sudah menjadi salah satu orang kepercayaan pengusaha tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Bisa dikatakan, penghasilan saya jauh lebih besar dibandingkan teman-teman semasa SD yang mengejek saya dengan sebutan "Gendut!".

Sekarang, saya telah menikah dan memiliki seorang putri yang sudah berusia 2 tahun. Tak ada lagi minder atau tidak percaya diri. Saya bahagia dengan keluarga kecil ini. Pengalaman hidup saya dan ejekan di masa lalu menjadi penguat hidup saya bahwa fisik tidak seharusnya menjadi penghalang seseorang dalam berkarya dan menghasilkan sesuatu yang baik untuk orang lain. Seperti yang sering dikatakan ibu saya, "Tubuh boleh besar, prestasi juga harus besar,"

Semoga kisah saya bermanfaat dan dijadikan pelajaran untuk para pembaca Vemale. Terima kasih.

 

***

Mengatakan orang lain gemuk tidak akan membuat Anda jadi kurus.

Memanggil orang lain dengan sebutan bodoh tidak akan membuat Anda menjadi pintar.

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading