Sukses

Lifestyle

Tolong Maafkan Ayah, Putriku Sayang.. II

Kisah sebelumnya: Tolong Maafkan Ayah, Putriku Sayang..

Di rumah sakit, ibu Harun tidak berhenti menangis karena Alya masih mendapat perawatan di ruang gawat darurat. Setelah tangisnya mereda, ibu Harun bercerita pada suaminya bahwa Alya tampil sangat baik di pertunjukan tersebut. Tetapi setelah tampil, menurut teman-teman Alya yang juga berada di belakang panggung, mereka melihat Alya menangis. Gadis terus menangis dan ingin mencuci wajahnya, tetapi saat menuruni tangga, dia tergelincir dan jatuh dengan kepala menghantam lantai.

"Waktu turun tangga, Alya masih menangis. Dia bilang, dia sedih karena ayahnya tidak datang ke pertunjukan ini. Padahal Alya bilang, penampilannya hari ini spesial untuk ulang tahun ayahnya," demikian penuturan salah satu sahabat Alya kepada ibu Harun sesaat setelah kejadian.

Mendengar cerita itu, pak Harun langsung menangis sejadi-jadinya karena secara tak langsung, kejadian ini adalah kesalahannya. Ditambah lagi dengan fakta bahwa Alya mengalami koma selama beberapa hari. Pak Harun kehilangan selera makannya secara drastis, semua pertemuan dengan klien dan pesanan mebel dibatalkan, setiap hari, pria itu terus berada di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan putrinya.

Setiap malam dihabiskan pak Harun dan istrinya dengan setumpuk doa. Tidur mereka tak tenang karena Alya tidak menunjukkan kemajuan setelah koma hampir seminggu. Tepat di hari ketujuh, pak Harun memanjatkan sebuah doa.

"Ya Allah, jika ini semua adalah peringatan yang pantas saya terima atas dosa dan kesalahanku karena terlalu mementingkan materi, hukumlah saya! Sembuhkan putri saya karena dia tidak seharusnya menderita akibat dosa-dosa saya," ujar pak Harus dengan linangan air mata di pipinya. "Tolong sembuhkan Alya ya Allah.. Agar saya bisa meminta maaf padanya dan memperbaiki diri sebagai seorang ayah.."

Doa orang tua memang menjadi doa yang utama, tak perlu menghitung jam saat seorang perawat memberi kabar bahwa Alya sudah bisa merespon sentuhan dan kemungkinan untuk bangun dari koma sangat besar. Perlahan, Alya menunjukkan kemajuan dan terbangun dari koma setelah sepuluh hari. Butuh waktu sebulan hingga gadis kecil itu pulih dan keluar dari rumah sakit.

Pak Harun meminta maaf atas ketidakhadirannya di pertunjukan putrinya, juga hari-hari yang terbuang karena beliau terlalu sibuk dengan bisnis mebelnya. Pria itu tak peduli selama sebulan kemarin, tempat yang paling sering dia kunjungi adalah rumah sakit, bukan kantornya. Pak Harun juga tidak mempermasalahkan puluhan pesanan yang dibatalkan.

Saat ini, harga yang sangat dijaga dan tidak boleh hilang adalah istri dan anak perempuannya. Sebisa mungkin pak Harun menyediakan waktu untuk bermain bersama Alya atau membantu putrinya mengerjakan PR.

"Alya masih sayang ayah kan?" tanya pak Harun pada suatu hari, saat mereka sedang mengecat pot bunga di halaman belakang.

Gadis kecil itu telah pulih sepenuhnya, dia menghampiri ayahnya dan mendaratkan sebuah ciuman di pipi pak Harun, "Tentu saja, Alya selalu sayang ayah!" ujarnya sambil tersenyum lebar.

Sejak kejadian itu, pak Harun dan istrinya tak pernah absen menghadiri pertunjukan musik Alya. Bahkan, disela kesibukannya, pak Harun sering mengantar dan menjemput sekolah putrinya, kegiatan yang selama ini selalu dilakukan supir keluarga mereka.

Demikianlah kisah yang bisa kita pelajari. Anak adalah titipan dan karunia dari Tuhan. Apa yang menjadi karunia Tuhan sudah seharusnya kita jaga.

***

Saat materi hilang, Anda masih bisa menggantinya dengan materi lain.

Tetapi saat Anda kehilangan buah hati, seluruh dunia tidak akan bisa menggantinya dengan materi sebanyak apapun.

Jagalah mereka..

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading