Sukses

Lifestyle

Kopdar Akbar ke-6 Surabaya Kuliner: Tak Kenal Maka Tak Makan-Makan, Rek..

Pada tanggal 22 Agustus 2015 di Agis Restoran Surabaya, Surabaya Kuliner (facebook.com/groups/surabayakuliner) kembali mengadakan Kopdar dan Mabar ke-6 dengan tema "Halal Bihalal". Kopdar atau kopi darat adalah sebutan yang sudah lazim untuk menamai kegiatan berkumpul bersama bagi mereka yang biasanya berinteraksi secara online.

Sedangkan Mabar singkatan dari makan bareng. Setiap ada kopdar, selalu ada mabar. Maka tak heran jika Surabaya Kuliner mempunyai tagline "Tak Kenal Maka Tak Makan-makan, Rek.."

Kopdar kali ini dihadiri oleh 150 member Surabaya Kuliner, sebenarnya yang ingin ikut ada lebih dari 500 orang. Tidak heran, Surabaya Kuliner mempunyai member lebih dari 56 ribu orang meskipun usia berdirinya komunitas pecinta kuliner terbesar di Surabaya ini belum genap 2 tahun (9 Desember 2013), namun karena keterbatasan tempat, maka dengan terpaksa panitia membatasi peserta.

Dalam Kopdar ini, peserta benar-benar terhibur. Mereka tampak membaur satu sama lain. Di awal acara, MC meminta peserta untuk saling berkenalan. "Lhoo.. ini tho yang namanya Ning Sylvi, wah ternyata bulat ya hehe..", begitu celetuk salah satu member ketika bertemu dengan pendiri komunitas ini. Kemudian mereka saling bersalaman, ngobrol dan larut dalam kegembiraan.

Tak lengkap rasanya jika Kopdar Surabaya Kuliner tidak dilengkapi dengan sesi mencicipi tester food yang dibawa para vendor. Panitia memang membuka kesempatan untuk para vendor untuk membawa produk mereka untuk dicicipi oleh yang hadir secara gratis. Sesi ini sekaligus sebagai sesi promosi bagi para vendor. Yuka, panitia bagian registrasi vendor mengaku bahwa sebenarnya ada ratusan vendor yang ingin mengirimkan tester, namun lagi-lagi karena keterbatasan tempat maka hanya 20 vendor saja yang dapat diterima.

Foto: copyright Surabaya Kuliner

Sesi incip-incip tester ini dirasakan manfaatnya oleh Dian Shobirin. Pada kopdar ke-5 dulu dia sengaja membawa tester dalam jumlah banyak. Semua peserta kebagian dan semua merasa puas. Maka setelah acara kopdar tersebut, Penyetan Sambel Cadas di Ketintang langsung naik daun dan mendapatkan pelanggan-pelanggan baru yang loyal. Maka di Kopdar ke-6 ini Dian kembali menggelar testernya, dan lagi-lagi mendapat pujian dari banyak peserta.

Oiya, vendor adalah sebutan bagi member sekaligus pelaku bisnis kuliner di Surabaya Kuliner yang telah terdaftar dan mendapatkan nomor registrasi. Saat ini ada sekitar 750 vendor sejak diberlakukan ketentuan ini 1 tahun yang lalu.  Dengan memiliki nomor registrasi vendor tadi, mereka berhak melakukan promosi di Surabaya Kuliner setiap hari Rabu. Ya, memang sesi promosi di grup ini sangat dibatasi untuk menjaga kenyamanan para member. "Memang sengaja dibatasi supaya gak setiap hari isinya promosi terus, nanti bisa bikin member yang lain bosan, tapi kita tetap menampung UKM Kuliner di Surabaya, makanya kita kasih alokasi 1 hari, yaitu Rabu, khusus untuk promosi," begitu terang Cak Nico, founder komunitas ini.

Untuk menjadi vendor, seorang member sudah harus bergabung dan aktif berinteraksi di grup ini setidaknya selama 2 bulan. Ini dimaksudkan supaya mereka tidak gabung hanya untuk berpromosi, namun juga menjalin  pertemanan dan persaudaraan dengan member yang lain.

Setelah sesi incip-incip tester, peserta dihibur oleh belly dance asuhan Ning Afrisia Sarah Devi, member sekaligus vendor Surabaya Kuliner, yang malam itu juga bertindak sebagai MC bersama Radhika Soekamto. Gerakan-gerakan tarian perut itu seolah mengingatkan para member Surabaya Kuliner untuk berolahraga, tidak hanya makan terus, supaya perutnya rata seperti para penari tersebut.

Yang mengharukan dari acara ini adalah sesi testimonial dari vendor dan member. Dalam sesi testimonial, Cak Felix menceritakan perjalanan Es Krim Tutty Frutty yang sangat terbantu dengan adanya Surabaya Kuliner. Meskipun promonya hanya seminggu sekali, namun omsetnya terus melejit naik, dari awalnya dikerjakan sendiri hingga memiliki puluhan karyawan.

Foto: copyright Surabaya Kuliner

Mang Ujang, pemilik Bubur Ayam Mang Ujang di bilangan Tidar juga memberikan testimonial menggembirakan. Bubur ayamnya yang awalnya hanya habis setengah kilo per hari, setelah dipromosikan terus di Surabaya Kuliner, sekarang setidaknya habis 15 kilogram beras per hari. Testimonial dari Emmy juga senada. Pemilik akun Rioles Frozen Surabaya ini mengaku omsetnya sangat terdongkrak berkat adanya Surabaya Kuliner. Produknya terus berkembang dari yang awalnya hanya risoles frozen kini menjadi beberapa produk andalan yang setiap hari menerima banyak pesanan.

Para member tidak mau ketinggalan memberikan testimonial. Dari 3 orang yang maju ke depan, semuanya mengaku sangat terbantu dengan adanya Surabaya Kuliner. Kebanyakan mengaku mendapat referensi tempat makan yang sebelumnya tidak dikenalnya. Sejak bergabung dengan Surabaya Kuliner, mau makan apa saja sudah punya rujukan. Tidak heran jika kemudian para member menjadi sangat cinta dengan Surabaya Kuliner. Bangun tidur buka facebook, yang pertama kali dicek adalah Surabaya Kuliner!

Dalam kesempatan kopdar ke-6 ini, para admin yang terdiri dari 6 orang (Cak Nico, Ning Sylvia, Cak Budiono Sukses, Cak Yuka, Cak Ardi dan 1 admin misterius bernama Cak Mimin) didaulat maju ke panggung dan menceritakan sejarah berdirinya Surabaya Kuliner dan apa suka dukanya menjadi admin. "Kami sangat berterimakasih kepada para member dan vendor yang mau tertib dan patuh pada ketentuan yang telah disepakati bersama, yaitu Ketentuan Umum dan Ketentuan Promo, dengan demikian grup kita ini beda dengan grup yang lain," kata Cak Budiono menutup sambutannya mewakili para admin.

Nah, kamu juga ingin mendapatkan referensi kuliner di Kota Surabaya, jangan ragu untuk bergabung dengan Surabaya Kuliner. Alamatnya di facebook.com/groups/surabayakuliner ya, yang membernya 56 ribu lebih.

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    What's On Fimela
    Loading