Sukses

Parenting

Bermain Warna, Aktivitas Seru Asah Kreativitas Anak

Seibu Bangsa bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta beberapa kementrian lain mengadakan rangkaian kegiatan positif dengan tema Indonesia Mengasuh Bangsa. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional. Acara yang berlangsung tanggal 2-9 Mei 2015 di Galeri Nasional Indonesia ini mendapat sambutan yang cukup meriah.

Salah satu kegiatan dalam rangkaian acara tersebut ialah Kisah Kasih Ibu. Berbagai kalangan ibu dari lingkungan akademis, guru, artis, aktivis dan pemerintah terlibat untuk berbagi kisah, mendongeng, berbagi ilmu dan kebisaan. Biasanya para ibu mengajak anak-anak bermain di halaman, sementara komunitas-komunitas kreatif lainnya merangsang kreativitas anak dengan bermain warna, media, dan suara.

Sebagai inisiator Seibu Bangsa, Jokosaw Koentono, mengatakan bahwa kegiatan bermain warna yang dilakukan anak-anak tersebut tujuannya adalah untuk aktivasi dalam kegiatan awal Indonesia Mengasuh Bangsa. Dari bermain warna itulah terlihat bagaimana minat anak untuk membuat suatu kreasi dari keinginan mereka.

"Kami membebaskan anak-anak untuk mengeksplor apapun, selama ini di sekolah diberi patron tapi mereka tidak berekspresi. Jadi sejelek apapun hasilnya tidak apa-apa," ujar Joko kepada Vemale saat ditemui dalam acara Indonesia Mengasuh Bangsa di Galeri Nasional Indonesia, Kamis 8 Mei 2015.

Foto: dok. Vemale

Bermain warna ini diikuti oleh Sekolah Dasar Negeri 2 Gambir. Dengan menggunakan cat tembok dan karton besar sebagai media untuk anak-anak berkreasi, ternyata terlihat semangat dan minat mereka dalam bermain warna sesuai dengan imajinasi anak-anak.

Foto: dok. Vemale

Salah satu orang tua murid, Lis, mengakui sangat senang dan bangga melihat putranya, Dimas (8 tahun), yang punya minat tinggi dalam bermain warna atau menggambar. Terbukti dari hasil kreasinya yang tertuang sesuai dengan keinginannya.

"Senang ya, jadi paling enggak anak saya bisa menuangkan keinginan dia, seperti gambarnya dia ingin mobil merah, serta rumah yang ada pepohonannya. Itu tertuang dari hatinya," kata Lis.

Lis mengakui walau anaknya memang kurang dalam hal akademis, tetapi terlihat minat anaknya lebih senang dengan kesenian terutama bermusik. "Nggak apa-apa ya walau dia lemah dalam hal pelajaran, dan di bidang keseniannya bagus, saya tetap terus mendukung anak saya. Yang penting dia suka, daripada saya kekang malah tidak menghasilkan apa-apa," tambah Lis.

So, Ladies, sebagai orang tua, apakah Anda telah memberi kebebasan pada anak Anda untuk berkreasi sesuai dengan minat mereka? Yuk, kita lebih memperhatikan lagi tumbuh kembang anak kita agar lebih optimal.

(vem/yun/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading