Sukses

Lifestyle

Didik Nini Thowok Mempersembahkan Kolaborasi Budaya dalam Comedy Dance

Indonesia memang kaya akan budaya. Dan, sudah menjadi tugas kita sebagai penerus bangsa untuk melestarikan buadaya Indonesia agar tidak punah. Seperti yang dilakukan Didik Nini Thowok, yang mempersembahkan penampilan yang apik dan unik di mana terdapat percampuran budaya yang terasa di setiap tarian-tariannya dalam pertunjukan Comedy Dance.

“Didik Nini Thowok adalah seorang maestro tari yang terus konsisten dalam mengembangkan seni dan budaya Indonesia di dalam dan luar negeri. Penampilan yang ditampilkan selalu original dan sangat menarik bagi setiap orang yang menontonnya. Karena itu, Galeri Indonesia Kaya menggandeng Didik Nini Thowok untuk memberikan penampilan yang segar dang menghibur bagi para penikmat seni,” tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Foto: copyright vemale.com

Dalam pertunjukan Comedy Dance ini, Didik Nini Thowok menampilkan apiknya budaya Indonesia yang telah dikolaborasikan dengan budaya asing melalui tarian. Tarian yang dibawakan adalah tari topeng percampuran budaya Jepang dan Indonesia yang dinamakan Tari Jepindo. Tarian ini menonjolkan tekhnik permainan topeng dari dua karakter yang berbeda, yang bersumber pada tarian tradisi. Dilanjutkan dengan Tari Bali yang merupakan cuplikan dari Tari Legong Bapang Gaya Saba. Dan diakhiri dengan Tari Topeng Walangkekek yang mengekspresikan beberapa karakter wanita berbeda dengan topeng. Dalam koreografinya, Didik Nini Thowok memadukan unsur-unsur gerak komedi yang merupakan ciri khas-nya.

Selain itu, ada juga Tari Pancasari yang mengadopsi budaya-budaya dari negeri Cina, India, Barat dan ditampilkan dengan lima karakter yang berbeda dengan menggunakan topeng dan kostum yang disajikan dalam bentuk komedi dengan iringan musik yang dikemas secara medley dari beberapa etnis. Karya tari yang berdurasi sekitar 15 menit ini diciptakan pada tahun 1988, dengan mengalami perubahan dari unsur sisi musik, kostum, dan gerak. Tarian ini merupakan pembaruan dari tari sebelumnya yaitu Tari Campur Sari.

Foto: copyright vemale.com

Didik Nini Thowok juga menambahkan bahwa kecintaannya terhadap seni dan budaya Indonesia menjadikannya memiliki hasrat untuk terus mengembangkan dan melestarikan kekayaan Indonesia melalui dunia tari. Untuk itu, dia terus mengembangkan tari-tarian melalui kemasan yang menarik dan menghibur dengan unsur komedi agar penonton tidak bosan dengan pertunjukan tari yang terkesan serius dan kaku.

Didik Hadiprayitno , atau lebih dikenal sebagai Didik Nini Thowok lahir di kota kecil Temanggung di Jawa Tengah pada 13 November 1954 Lulusan ASTI yang sekarang disebut ISI (Institut Seni Yogyakarta Indonesia) pada tahun 1982. Direktur LKP Natya Lakshita (Lembaga Kursus Dan Pelatihan) Tari / Natya Lakshita Dance School dan Didik Nini Thowok Entertainment.

Nama Didik Nini Thowok telah dikenal luas di Indonesia sebagai pemrakarsa gaya tari yang unik dengan menggabungkan unsur tari klasik, folk, serta tarian modern. Ia juga salah satu dari beberapa seniman yang melanjutkan tradisi lama "Tradisional Cross Gender" dalam bentuk tarian. Namanya sebagai salah satu maestro tari dikenal luas di dunia tari Indonesia maupun internasional karena interpretasinya yang luar biasa dalam tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Tidak hanya budaya tari melainkan masih banyak lagi budaya Indonesia yang harus kita lestarikan agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading